Harga kenaikan komoditas yang relatif tinggi sejak awal tahun membawa tren positif ke neraca dagang. “Namun, untuk mempercepat pemulihan ekonomi bukan sekadar ekspor komoditas,” katanya. 

Ekspor yang penting untuk didorong naik adalah barang-barang bernilai tambah. Contohnya, produk manufaktur yang masih kalah dibandingkan komoditas. 

Risiko dari perbaikan angka neraca dagang adalah banjir impor produk Tiongkok. “Ini yang harus dikhawatirkan, karena akan menyasar pasar Indonesia, khususnya barang-barang konsumsi, lewat e-commerce,” kata Bhima.

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee berpendapat perbaikan ekspor-impor Indonesia mengindikasikan ekonomi global mulai pulih. “Bukan hanya negara besar, RI juga mulai menunjukkan pemulihan ekonomi,” katanya. 

Kemungkinan besar di sisa tahun ini ekspor akan semakin tinggi. Pasar AS dan Tiongkok masih terbuka karena kedua negara akan mempercepat pemulihan ekspor.

Untuk tahun ini, Hans memperkirakan, ekspor-impor dapat tumbuh melesat. “Saya pikir pertumbuhan ekonomi Indonesia di angka 4,5% sampai 5% di 2021,” katanya. 

Tanda menggeliatnya perekonomian juga terlihat di sisi keuangan. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melihat jenis simpanan yang mengalami pertumbuhan tertinggi pada Februari 2021 secara tahunan adalah giro. 

Angka kenaikannya mencapai 19,8%. “Pertumbuhan tinggi yang disertai penurunan deposito memberi indikasi para pelaku ekonomi mulai siap-siap melakukan ekspansi,” kata Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa, pekan lalu. 

Pelaku ekonomi, menurut dia, cenderung menambah dana siap pakai saat akan meningkatkan aktivitas. Penambahan uang kas terlihat dari pencairan deposito. 

SURPLUS NERACA DAGANG KUARTAL I
Ilustrasi aktivitas ekspor-impor. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/rwa.)

Sektor Otomotif Dapat Dongkrak Ekonomi

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan surplus sebesar US$ 1,56 miliar mengindikasikan kegiatan ekonomi berjalan baik dan pertumbuhannya sehat. “Ekspor nonmigas pada Maret 2021 merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah,” katanya dalam konferensi pers sore tadi.

Struktur ekspor negara ini masih didominasi oleh sektor industri. Penjualan barang industri ke luar negeri pada bulan lalu mencapai 80,84% dari total ekspor RI. 

Ada tiga komoditas ekspor yang mendongkrak kinerja nonmigas. Pertama, ekspor besi baja yang tumbuh 60,67% pada kuartal pertama 2021 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Lalu, ekspor CPO yang tumbuh 60,67% secara tahunan pada triwulan pertama. Terakhir, ekspor otomotif menempati lima ekspor terbesar. Peningkatannya mencapai 15,48% secara tahunan. 

Otomotif menjadi salah satu sektor yang didorong untuk memacu pertumbuhan ekonomi. “Kami optimistis karena industri ini melibatkan banyak pelaku usaha di dalam negeri dari hulu sampai hilir,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita, kemarin.

Presiden Joko Widodo meminta agar sektor industri prioritas terus didorong untuk mendongkrak ekonomi di tengah pandemi. Industri otomotif dapat memberi efek ganda karena jumlah lapangan kerja yang luas. 

Indonesia, menurut dia, membutuhkan peningkatan penyerapan tenaga kerja agar dapat mendongkrak daya beli masyarakat. “Industri otomotif merupakan salah satu penggerak perekonomian kita yang harus segera kita akselerasi,”kata Jokowi. 

Kepala Negara juga berharap industri otomotif nasional dapat segera meningkatkan ekspor untuk membantu penerimaan negara. “Kita harus tetap waspada terhadap pandemi COVID-19, tapi tidak boleh berhenti dalam menggerakkan ekonomi,” ujarnya.

Penyumbang bahan: Muhammad Fikri (magang)

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria, Cahya Puteri Abdi Rabbi , Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement