Dari bahan baku vaksin ini, PT Bio Farma (Persero) mengaku total vaksin yang sudah diproduksi BUMN ini hingga 26 Juli 2021 mencapai 90,1 juta dosis. Rinciannya, 65,8 juta dosis sudah memperoleh lot rilis dan 24,3 juta dosis masih menunggu lot rilis dari dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Dari data-data tersebut, artinya total vaksin jadi yang bisa digunakan untuk vaksinasi mencapai 100,5 juta dosis. Sementara Direktorat Jenderal (Ditjen) Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes melaporkan hingga Senin (2/8), vaksin yang telah didistribusikan menuju 34 provinsi berjumlah 90,99 juta dosis.

Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19, total dosis vaksin yang sudah digunakan dalam program vaksinasi di Indonesia hingga 5 Agustus 2021 mencapai 71,04 juta dosis. Artinya, masih ada sekitar 20 jutaan dosis vaksin lagi yang seharusnya bisa digunakan.

Siti Nadia mengatakan sebenarnya stok vaksin yang tersedia saat ini di fasilitas pemerintah pusat mencukupi untuk memenuhi permintaan daerah. "Kami punya stok cukup vaksin. Tapi harus dipahami bahwa vaksin itu tidak bisa sekaligus vaksinasi semua sasarannya, karena dosis vaksin juga datang bertahap," ujarnya.

Menurutnya, antusiasme masyarakat yang tinggi untuk mengikuti vaksinasi saat ini juga mempengaruhi persediaan vaksin di Tanah Air. Apalagi, sekarang usia sasaran vaksinasi semakin luas. "Sekarang ini vaksinasi tidak ada batasan khusus, artinya siapapun, usia di atas 12 tahun bisa divaksin. Jadi tentu harus cermat mengatur kuota vaksinnya," ujarnya.

Meski begitu, Kemenkes meminta masyarakat tidak perlu khawatir jika tidak menerima vaksin dosis kedua tepat pada tanggal yang sudah ditetapkan vaksinator. Masih ada waktu sampai 28 hari setelah dosis pertama disuntikkan. Pemerintah juga memperluas kerja sama dengan swasta untuk menjangkau lebih banyak masyarakat yang divaksin.

Kemenkes juga berupaya menambah tenaga vaksinator mengingat Indonesia akan menerima sangat banyak dosis vaksin pada Oktober 2021. "Oktober itu kemungkinan dua kali lipat dari yang saat ini kita terima jumlah vaksinnya. Tentunya kita harus segera menyuntikkan kepada masyarakat. Jadi memang harus segera diperluas (akses vaksin)," katanya.

Progres Vaksinasi di Indonesia Masih Rendah

Laju program vaksinasi Indonesia dibandingkan negara lain terlihat masih rendah. Data Satgas Covid-19 mencatat hingga 5 Agustus 2021, mencatat sebanyak 48,83 juta orang yang sudah mendapatkan vaksin pertama dan 22,21 juta orang yang sudah mendapatkan vaksin lengkap.

Total vaksinasi yang sudah berjalan baru mencapai 34,11% dari target vaksinasi covid-19 nasional yang mencapai 208,26 juta dosis. Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan saat ini jumlah penduduk yang sudah divaksin lengkap dua dosis, masih di kisaran 7,7%. Sedangkan untuk mencapai kekebalan kelompok harus 185 juta orang yang sudah divaksin. Artinya, masih jauh dari target.

Salah satu masalah rendahnya progres vaksinasi ini adalah distribusi vaksin yang kurang baik. Menurutnya, distribusi vaksin menjadi masalah serius yang harus segera dituntaskan dan kuncinya di Kementerian Kesehatan.

"Presiden sudah bilang ada pasokan vaksin impor yang menumpuk masih banyak, sementara animo masyarakat untuk vaksin tinggi, terlihat dari kerumunan orang yang mau divaksin di beberapa tempat,” kata Bhima.

Menurutnya, gap pasokan vaksin tiap daerah bisa menyebabkan pemulihan ekonomi tidak serentak sehingga daerah yang vaksinasinya lambat, maka pemulihan ekonominya juga lambat.

Melihat perkembangan program vaksinasi yang masih rendah, Presiden Jokowi meminta dipercepat dari rata-rata 1 juta per hari saat ini. Jokowi menargetkan Kementerian Kesehatan harus bisa menyuntikkan 2 juta dosis vaksin covid-19 per hari mulai Agustus. Target dinaikkan bertahap menjadi 3 juta per hari pada November mendatang.

Lagi-lagi masalahnya apakah stok vaksin yang ada saat ini mampu untuk mengejar target tersebut? Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir juga mengaku kewalahan untuk merealisasikan percepatan vaksinasi yang ditargetkan Jokowi.

Honesti mengatakan pasokan vaksin yang diproduksi perusahaannya tidak mencukupi target percepatan vaksinasi dari Presiden Jokowi. "Sampai hari ini kami sudah mendistribusikan lebih dari 95 juta dosis, memang kalau menurut arahan Presiden ingin meningkatkan kecepatan vaksinasi per hari menuju 2 atau sampai 3 juta per hari memang jauh dari cukup," ujarnya pada acara MUI bertajuk Komitmen Bersama Gerakan Nasional Majelis Ulama Indonesia, Selasa (3/8).

Dia mengatakan kecepatan produksi dan distribusi vaksin akan ditingkatkan seiring dengan percepatan vaksinasi covid-19. Selain vaksin produksi Bio Farma, tambahan pasokan juga dipenuhi dari impor vaksin jadi dan vaksin hibah dari WHO dan negara sahabat.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement