Melemahnya daya beli masyarakat terekam dalam rendahnya inflasi inti sepanjang 2020. Merujuk pada data BPS, inflasi inti hanya 1,60% pada tahun lalu. Level ini sangat rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang berada di kisaran 3%. Pada Maret 2021 bahkan terjadi deflasi pada kelompok pengeluaran inti yakni (-)0,03%, atau tepat setahun setelah terjadinya pandemi.


Fakhrul menambahkan, ketepatan sasaran pemberian bantuan subsidi gaji atau upah akan sangat menentukan laju konsumsi rumah tangga. "Yang paling urgent diberikan kepada orang-orang yang bekerja pada sektor informal, penurunan pendapatan mereka lebih tinggi. Kalau stimulus diarahkan kepada mereka, magnitudo support untuk konsumsi akan semakin besar," ujar Fakhrul.

Pekerja sektor informal seperti pedagang keliling atau mereka yang menjual barang di pusat wisata adalah salah satu kelompok informal yang sangat rentan terhadap dampak pandemi.

Selain menambah sektor informal, Fakhrul mengatakan, metode penyaluran bantuan akan sangat menentukan keefektifannya. Pemerintah bisa menggunakan prinsip proximity dalam penyaluran bantuan, dengan menaruhnya di tempat-tempat terdekat dengan sektor informal, seperti masjid, atau di premukiman padat.

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran mengatakan adanya persyaratan keanggotaan BPJS Ketenagakerjaan sampai 30 Juni 2021 memberatkan bagi pengajuan subsidi upah. Ada banyak pekerja yang tidak terdaftar membayar BPJS hingga tanggal itu mengingat kantor mereka sudah tutup sama sekali atau sementara. Padahal, lebih dari ratusan ribu orang kehilangan pekerjaan di sektor perhotelan dan restoran sejak pandemi.

PEKERJA INFORMAL SAAT WABAH COVID-19
PEKERJA INFORMAL SAAT WABAH COVID-19 (ANTARA FOTO/FB Anggoro/foc.)

Disambut Gembira Penerima

Berbeda dengan penurunan konsumsi rumah tangga akibat kenaikan harga BBM atau krisis ekonomi 1997/1998 di mana mobilitas masyarakat leluasa, pandemi membuat gerak masyarakat terbatas. Inilah yang membuat upaya untuk mendongrak ekonomi menjadi sulit karena aktvitas ekonomi nyaris mandeg.

Pandemi memaksa pabrik menutup atau membatasi operasionalnya, mal tutup, makan di kafe atau restoran tidak diijinkan, acara berkumpul dilarang, penerbangan sempat dihentikan, obyek wisata ditutup, bahkan pelaksanaan ibadah ditiadakan atau dibatasi.

Tidak hanya kehilangan pendapatan, masyarakat terancam kehilangan pekerjaan. Karena itulah, meskipun jumlahnya kecil, masyarakat menilai bantuan itu sangat berharga. 

"Almdulillah bisa mennambah modal buat istri jualan. Tahun 2020 kantor saya harus tutup 4,5 bulan jadi pendapatan nyaris gak ada," ujar Baharuddin, karyawan di Serpong, Banten, kepada Katadata.  

"Teman ada yang dapat juga. Ada yang buat beli handphone, ada yang buat mbenerin sepeda," ujarnya. Baharuddin menjadi peneriman subsidi bantuan upah karena  didaftarkan langsung oleh kantornya.

Kebahagian serupa juga disampaikan Mira Handayani, ibu tunggal dari Bekasi yang bekerja di kantor penyedia jasa security.  Dia memperoleh bantuan tahun lalu kemudian digunakan untuk membayar biaya pendidikan anak dan ongkos pergi pulang kerja.

"Saat WFH, penghasilan berkurang jadi ketika anak butuh biaya untuk sekolah setelah kelulusan saya pakai uangnya untuk itu. Uang nya untuk melunasi tunggakan iuran sekolah. Tidak bisa sampai buat investasi tapi alhamdulilah bisa membantu," ujarnya.

 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement