"Pemulihan ekonomi mampu membuka lapangan kerja baru sebesar 2,6 juta lapangan kerja dalam masa pemulihan," kata Febrio.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, angka pengangguran pada Agustus 2021 mencapai 9,1 juta orang, atau 6,49% dari total angkatan kerja. Jumlah ini bertambah dibandingkan posisi Februari 2021 yang mencapai 8,5 juta orang atau 6,26%, tetapi turun dibandingkan Agustus 2020 sebesar 9,77 juta orang atau 7,07%. 

Febrio mengatakan, kinerja perekonomian sangat dipengaruhi oleh langkah pengendalian pandemi. Lonjakan kasus positif mendorong pemerintah menerapkan PPKM Darurat dan PPKM level 1-4. pada awal kuartal ketiga sehingga  berdampak signifikan terhadap mobilitas yang anjlok rata-rata 17,6% dari level normal sebelum pandemi.

Namun, mobilitas masyarakat sudah mulai membaik. BPS mencatat mobilitas masyarakat semakin longgar memasuki Oktober terutama seiring mulai terkendalinya kasus Covid-19. Kunjungan ke sejumlah tempat sudah mulai lebih ramai dibandingkan level sebelum pandemi.

Mobilitas masyarakat ke tempat perdagangan ritel dan rekreasi naik 4,4% dari level pra-pandemi. Begitu juga mobilitas ke tempat belanja kebutuhan sehari-hari naik 24,6%, serta mobilitas di taman juga tumbuh 2,3%. Meski begitu mobilitas di tempat transit dan tempat kerja masih terkontraksi.

Dengan kondisi tersebut, Febrio pun memperkirakan pemulihan ekonomi akan terus menguat hingga akhir tahun. Hal ini akan didorong oleh kasus yang terkendali dan percepatan vaksinasi. 

“Percepatan vaksinasi akan menjadi faktor penting untuk mendorong kepercayaan pelaku ekonomi. Per tanggal 4 November, total vaksinasi tercatat telah melampaui 200,7 juta dosis, termasuk vaksin booster,” kata febrio.

Pandangan serupa juga datang dari Wellian. Ia menilai, ada hubungan yang sangat erat antara penanganan pandemi dan konsumsi swasta dalam pertumbuhan ekonomi. Situasi pandemi yang saat ini terkendali dan langkah-langkah pembatasan sosial yang lebih longgar seharusnya mampu mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi kuartal keempat.

"Momentum perekonomian saat ini menuju arah yang benar. Para pembuat kebijakan dapat bernafas sedikit lega," kata dia. 

Kondisi kasus yang terkendali dan perekonomian yang mulai membaik membuat pemerintah dapat mengambil sikap untuk menuju konsolidasi fiskal. Pemerintah saat ini telah membatalkan rencana lelang obligasi untuk sisa tahun ini karena belanja yang berjalan lebih lambat dari harapan. Defisit APBN diperkirakan lebih rendah dari target yang telah dipatok yakni 4,58% terhadap PDB. 

Welian juga memperkirakan Bank Indonesia tidak akan mengubah kebijakan moneter pada sisa akhir tahun ini. "BI telah berulang kali mengisyaratkan tidak akan mengubah suku bunganya," kata dia. 

Sementara itu, Andry menilai pemulihan ekonomi Indonesia sudah mulai solid sejak semester pertama 2021 setelah berhasil keluar dari resesi. Meski melambat pada kuartal ketiga, ia memperkirakan, ekonomi akan tumbuh lebih kuat seiring pelonggaran pembatasan ekonomi. 

"Kami memperkirakan pelonggaran pembatasan dan akselerasi vaksinasi akan mendorong ekonomi pulih lebih cepat pada kuartal keempat," kata dia. 

Andry memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan mencapai 3,69% pada sepanjang tahun ini. Proyeksi ini jauh lebih baik dibandingkan kontraksi ekonomi pada tahun ini. 

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement