"Dengan mulai normalisasi dan work from office, kebutuhan untuk membeli fesyen ini mulai menunjukan perbaikan," kata Yudo pada pekan kedua Desember. 

Yudo mengatakan, sumbangan belanja fesyen cukup besar terhadap total belanja masyarakat mencapai 10,9% pada November.  Selain fesyen, kelompok belanja tersier yang juga mulai meningkat adalah pembelian handphone dan entertainment. Indeks belanja handphone bahkan mencapai level 147, sedangkan belanja hiburan akhirnya keluar dari zona kontraksi ke level 102,3 pada bulan lalu.

Bank Mandiri memperkirakan ekonomi pada kuartal keempat akan tumbuh 5%, sedangkan sepanjang tahun ini mencapai 3,61%. Proyeksi tersebut lebih rendah dibandingkan pemerintah. 

Proyeksi terbaru sejumlah lembaga internasional terhadap ekonomi Indonesia juga tak lebih optimistis daripada ramalan pemerintah yang tumbuh 4%. Bank Dunia memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 3,7%. sementara ADB hanya memproyeksi pertumbuhan 3,6%, sedangkan OECD hanya 3%. Meski demikian, lembaga-lembaga tersebut memperkirakan ekonomi Indonesia pada tahun depan akan lebih baik. 

Bersambung ke halaman berikut: Dampak Ekonomi Varian Omicron Tak Akan Seburuk Delta


Dampak Ekonomi Varian Omicron Tak Akan Seburuk Delta

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, temuan awal menunjukkan bahwa varian Omicron memiliki daya tular yang sangat tinggi. Namun, varian ini diduga menimbulkan gejala yang lebih ringan dari varian sebelumnya.

Meski demikian, ia mengingatkan kasus yang meningkat cepat dapat  mendorong lonjakan kebutuhan perawatan di rumah sakit. "Sebagaimana terjadi di Inggris,  ini menjadi sangat berbahaya. Orang bisa meninggal karena tidak dapat perawatan," ujar Luhut. 

Untuk itu, menurut dia, pemerintah akan terus memantau perkembangan penelitian terkait varian Omicron dari berbagai belahan dunia. Perkembangan Omicron akan sangat menentukan nasib pemulihan ekonomi Indonesia, terutama pada tahun depan. 

Pemerintah saat ini memastikan varian Omicron masih merupakan kasus impor dan belum menyebar di dalam negeri. Satgas juga telah mengisolasi wisma Atlet yang menjadi tempat awal penularan varian ini selama tujuh hari dan meningkatkan pemeriksaan untuk mencegah penyebarannya. 

Kepala Ekonom BCA David Sumual optimistis dampak varian Omicron tak akan seburuk saat lonjakan kasus akibat varian Delta pada kuartal ketiga lalu. Sejumlah temuan awal yang menunjukkan gejala varian baru asal Afrika Selatan ini lebih ringan dibandingkan varian lalu memberikan sedikit kelegaan terhadap para pelaku ekonomi. 

"Mudah-mudahan ini tanda pandemi akan berakhir, muncul varian baru yang menyebar dengan cepat tapi gejala lebih ringan," kata David. 

Dengan optimisme tersebut, ia memperkirakan ekonomi pada kuartal keempat tahun ini dapat tumbuh di kisaran 5% dan tumbuh sekitar 4% pada sepanjang tahun ini. Perekonomian pada tiga bulan terakhir tahun ini didukung oleh konsumsi masyarakat dan pemerintah yang meningkat, serta kinerja ekspor impor yang kinclong. Sementara dukungan investasi belum akan terlalu besar.

"Pembatasan perjalanan ke luar negeri justru menguntungkan, karena orang-orang akan memilih berwisata di dalam negeri," kata dia. 

Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai pemerintah kemungkinan tidak akan memperketat pembatasan sepanjang kasus Covid-19 terkendali dan kasus terkait Omicron terbatas pada kasus impor. Untuk itu, ia memperkirakan kehadiran varian ini masih memiliki dampak yang sangat terbatas pada pertumbuhan ekonomi kuartal IV.

Josua memperkirakan ekonomi sepanjang tahun ini masih berada di kisaran 3,4%-3,8%."Pertumbuhan ekonomi tahun 2022 diperkirakan berada pada kisaran 4,75%-5,25%, didorong oleh perbaikan aktivitas ekonomi Indonesia," kata dia.

Menurut Josua, pertumbuhan ekonomi pada 2022 akan cenderung mendekati sebelum masa pandemi. Dengan kembalinya perekonomian di tahun ini, low-based effect, yang terjadi pada kuartal 2021 lalu tidak akan terulang kembali.

Adapun pertumbuhan ekonomi pada 2022 akan didorong oleh pertumbuhan ekonomi dari sisi investasi serta konsumsi. Pertumbuhan investasi dipengaruhi oleh semakin atraktifnya investasi di Indonesia, sejalan dengan kegiatan ekonomi yang mendekati kondisi sebelum pandemi. Peningkatan dari sisi investasi kemudian akan mendorong pembukaan lapangan pekerjaan, sehingga pasar tenaga kerja Indonesia semakin membaik.

"Alhasil, daya beli masyarakat juga ikut terdorong naik," kata dia.

Sementara kontribusi net ekspor pada tahun depan akan cenderung turun, seiring dengan kenaikan impor akibat kebutuhan manufaktur yang tinggi. Hal ini diikuti oleh normalisasi harga komoditas global. "Hambatan dari sisi net ekspor ini yang menjadi salah satu tantangan dalam pertumbuhan ekonomi pada 2022," ujarnya.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement