Mendapati kecurangan itu, para calon investor lantas mundur teratur, termasuk pemodal dari luar negeri. Beberapa pengusaha yang terlanjur menyetorkan uang cuma bisa pasrah. “Mungkin buat mereka uang segitu dianggap risiko bisnis saja,” kata Sumber tersebut.

Salah satu orang dekat Yusuf Mansur bercerita, ia sebetulnya sudah memperingatkan Sang Ustadz terkait sepak terjang Adiyansyah. “Bukan cuma sekali dua kali saya bilang ke Pak Ustadz. Adiyansyah itu sindikat penipu,” katanya kepada Katadata

Namun, entah bagaimana ceritanya, relasi Adiyansyah dan Yusuf Mansur justru terus berlanjut. Pada Juni 2009, Yusuf Mansur bahkan memperkenalkan koleganya itu kepada ratusan jamaah Masjid Darussalam. Para jamaah sejatinya tidak mengenal Adiyansyah. Namun, karena ada nama Yusuf Mansur di perusahaan itu, para investor pun tergoda menyetorkan uangnya. 

Satu per satu para jamaah pun mulai ikut berinvestasi. Jumlahnya bervariasi mulai dari puluhan juta hingga miliaran rupiah. Adiyansyah juga sempat memboyong para jamaah ke lokasi tambang di Desa Sungai Cuka, Kecamatan Satui, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Namun, saat itu Yusuf Mansur tidak ikut serta.

Jika ditotal, PT Adi Partner Perkasa berhasil meraup Rp 55 miliar dari 250 orang jamaah hanya dalam waktu enam bulan saja.

Terkait relasinya dengan Adiyansyah, Yusuf Mansur pernah memberikan klarifikasi saat wawancara dengan TV One pada Februari silam. “Mana tahu juga saya kalau dia [Adiyansyah] penipu,” katanya.

Katadata sudah mencoba menghubungi Yusuf Mansur dan orang-orang terdekatnya untuk meminta konfirmasi. Namun, Yusuf tidak pernah membalas pesan dari Redaksi. Kuasa hukumnya Arie Sunarya juga enggan memberikan pernyataan. 

Satu hal yang pasti, hubungan keduanya mulai merenggang ketika Adiyansyah memalsukan tanda tangan Yusuf Mansur sebagai Komisaris Utama PT Adi Partner Perkasa. Kala itu, Adiyansyah mengajukan bank garansi kepada Bank Niaga untuk membiayai investasi batu bara. 

Agar dimudahkan pihak bank, Adiyansyah lantas menggunakan tanda tangan Yusuf Mansur dan Muhamad Syakir Sula dalam kapasitas mereka sebagai Komisaris. Belakangan, dalam sidang putusan PN Jakarta Selatan pada 27 Maret 2012, kedua komisaris itu dibebaskan.

Kepada Katadata, Syakir Sula mengatakan ia menjadi komisaris karena diminta oleh Yusuf Mansur. Namun, ia mengaku tidak banyak terlibat di perusahaan tersebut. Ketika Yusuf Mansur dan Adiyansyah bergerilya mengutip duit jamaah Masjid Darussalam, Syakir menyebut ia sudah tidak aktif lagi di PT Adi Partner Perkasa.

“Waktu itu saya kaget karena tiba-tiba dapat panggilan kasus tanda tangan Bank Niaga. Saya sudah tidak mengikuti lagi sejak ketahuan kalau Adiyansyah itu penipu,” katanya singkat.

Terkait dengan kasus investasi batu bara, Yusuf Mansur pernah melakukan klarifikasi melalui kanal Youtube miliknya. “Soal tipu-menipu mah kagak. Soal batu bara saya dibilang nipu, kagak! Dari dulu malah saya ngalah mulu, ikut ganti ikut bayar beberapa orang, malah ada satu orang Rp23 miliar itu,” kata Yusuf Mansur, Desember silam.

Pesantren Daarul Qur'an di Ungaran
Pesantren Daarul Qur'an di Ungaran (PPPA Daarul Quran) 

Pernyataan Yusuf Mansur ini justru jadi polemik di kalangan jamaah. Ketua paguyuban korban Nur Kholik menyebut tidak ada satupun dari 250 orang jamaah yang pernah menerima ganti rugi dari Yusuf Mansur, apalagi jumlahnya sampai Rp 23 miliar. 

Pada 9 Februari 2022, Nur Kholik dan Zaini Mustofa melayangkan somasi untuk meminta kejelasan soal pengembalian dana Rp 23 miliar yang disinggung Yusuf Mansur.  “Kami meminta Yusuf Mansur menunjuk siapa nama orang yang sudah menerima pengembalian Rp 23 miliar dan bukti pengembaliannya,” tulis keduanya dalam surat somasi tersebut. 

Namun, hingga berita ini diturunkan, Yusuf Mansur tidak pernah sekalipun menemui para jamaah. 

“Kalau beliau punya i’tikad baik untuk menemui kami, mana mungkin saya sampai gugat ke pengadilan,” kata Zaini Mustofa, salah satu jamaah yang menggugat Yusuf Mansur dan Adiyansyah. 

Halaman:
Reporter: Rezza Aji Pratama
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement