Kelompok relawan Presiden Jokowi yang disebut Jokowi Mania, misalnya, telah memutuskan untuk mendukung Prabowo dalam Pilpres 2024. Dukungan ini diberikan karena Prabowo memiliki modal sosial yang cukup, sosok yang tegas, dan loyal terhadap pemerintahan Presiden Jokowi.

Sebelumnya, Jokowi Mania membubarkan kelompok relawan Ganjar seiring dengan keputusannya untuk mengakhiri dukungan terhadap Gubernur Jawa Tengah itu.

Arya Fernandes dari CSIS mengatakan, Presiden Jokowi juga memberikan sinyal dukungan kepada Ganjar dan memiliki hubungan yang dekat dengan bakal calon presiden potensial lainnya. Nama lainnya termasuk Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.

Pada November 2022, Presiden  mengatakan kepada ribuan relawannya agar memilih pemimpin yang memikirkan rakyat pada 2024. Eks Walikota Solo ini menambahkan ciri-ciri lainnya adalah  wajah yang berkerut dan berambut putih.

Jokowi juga terlihat ingin melakukan politik berimbang bagi bakal capres potensial. “Karena pemilihannya kompetitif dan belum diketahui siapa yang akan menang, bagi seorang petahana yang Oktober tahun depan akan berakhir masa jabatannya, tentu dia ingin membangun hubungan baik dengan suksesornya,” kata Arya.

TOPENG JOKOWI PRABOWO
Topeng Jokowi dan Prabowo.  (ANTARA FOTO/Maulana Surya)

Kedekatan Jokowi-Prabowo

Kedekatan Presiden Jokowi dan Prabowo mengakar ke pemilihan gubernur alias Pilgub Jakarta 2012. PDIP dan Partai Gerindra mengusung Jokowi sebagai calon gubernur. Kader Partai Gerindra Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mendampingi sebagai calon wakil gubernur.

Pasangan Jokowi-Ahok berhasil memenangkan Pilgub DKI Jakarta dalam dua putaran. Dalam putaran kedua, mereka memenangkan 53,82% pangsa suara. Mereka mengalahkan petahana Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli.

Pada 2014, Pilpres yang diwarnai kontroversi sempat bermuara ke ketegangan antara tim Jokowi dan Prabowo. Pasangan calon Jokowi-Jusuf Kalla memenangkan 53,13% suara dan mengalahkan pasangan Prabowo-Hatta Rajasa.

Ketegangan memuncak di gugatan tim Prabowo-Hatta Rajasa ke Mahkamah Konstitusi. Gugatan ini terkait dugaan kejanggalan dalam daftar pemilih khusus tambahan dan pelanggaran yang terstruktur.

Namun, ketegangan tersebut mereda seiring dengan kunjungan  Jokowi ke kediaman Prabowo di Bogor, Jawa Barat, pada Oktober 2016. Keduanya sempat berkuda, yang merupakan hobi khas eks Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) itu.

“Saya hubungannya baik sama Pak Jokowi,” kata Prabowo setelah pertemuan dua jam dengan Presiden tersebut. “Pernah rival. Tapi beliau juga baik dengan saya. Saya baik dengan beliau. Jadi komunikasi itu baik.”

Pertemuan rekonsiliasi serupa antara Jokowi dan Prabowo juga terjadi setelah Pilpres 2019. Keduanya bertemu di stasiun moda raya terpadu (MRT) Lebak Bulus, Jakarta Selatan, pada Juli 2019. Menurut Presiden, ini adalah pertemuan antara sahabat dan saudara.

Menyusul pertemuan tersebut, tiga bulan kemudian Jokowi menunjuk Prabowo sebagai Menteri Pertahanan dalam Kabinet Indonesia Maju.

Setelah menjadi bagian dari pemerintah, Prabowo telah beberapa kali menyampaikan apresiasi terhadap Jokowi. Ini termasuk kunjungan Presiden ke Ukraina di tengah invasi Rusia dan keberhasilan Jokowi memimpin pandemi Covid-19.

Pada Agustus 2022, Prabowo mengatakan, Presiden Jokowi memiliki “jiwa besar” untuk mengajaknya melakukan rekonsiliasi menyusul Pilpres 2019.  Ia menambahkan, Presiden juga membuka jalan bagi Partai Gerindra dan PKB untuk membentuk koalisi. Kedua partai ini tergabung dalam koalisi pendukung pemerintah di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Halaman:
Reporter: Dzulfiqar Fathur Rahman
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement