Sebelum memulai pembiayaan, para calon nasabah akan lebih dulu mendapat bekal ilmu keuangan dan manajemen bisnis dari Putih Melati Bangsa, staf pendamping khusus dari BTPN Syariah.

Pembiayaan dilakukan secara berkelompok. Setiap dua minggu sekali staf pendamping akan datang menghampiri sentra untuk melakukan pembekalan dan berbagai transaksi keuangan termasuk pembayaran angsuran dan tabungan.

Jika ada anggota yang “mangkir” membayar angsuran, maka anggota kelompok yang lain bertanggung jawab menutup angsuran tersebut. Mereka menyebutnya sebagai “uang solidaritas”. “Makanya saya pilih-pilih anggota, harus yang saya kenal agar tidak merepotkan anggota lain,” kata Siti.

Program pembiayaan syariah yang didapat Siti dan Endang memang menyasar masyarakat inklusi. Indikatornya ditentukan berdasar data keluarga miskin, memiliki usaha kecil dengan pendapatan di bawah Rp 50 ribu per hari.

Ainul Yaqin, Kepala Komunikasi Perusahaan BTPN Syariah mengatakan, pembiayaan ini hanya menyasar kelompok perempuan. Tak cuma nasabah, tapi 95% karyawan BTPN Syariah juga bergender perempuan.

Kata Ain, sapaan karibnya, kehadiran staf perempuan bertujuan agar hubungan karyawan-nasabah layaknya ibu dan anak, harmonis. “Kenapa pembiayaan hanya untuk perempuan? Karena perempuan yang berdaya akan memajukan keluarga,” ucapnya.

Pembekalan usaha oleh BTPN Syariah
Pembekalan usaha oleh BTPN Syariah (Katadata)

Tanpa Agunan dan Angsuran Ringan

BTPN Unit Syariah berdiri pada 2010 dan diluncurkan setahun kemudian. Pemisahan sebagai PT BTPN Syariah berjalan tepat tiga tahun pasca peluncuran (2014). Perusahaan ini terdaftar sebagai PT BTPN Syariah Tbk pada 8 Mei 2018.

Perjalanan bisnis BTPN Syariah menjadi Kategori Bank BUKU 3 disetujui Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 7 Juli 2020. Tahun berikutnya perusahaan masuk dalam bank dengan modal di atas Rp 6 triliun.

“Saat ini BTPN Syariah tersebar di 23 provinsi dengan jumlah karyawan mencapai 13 ribu orang. Sebanyak 95% karyawan bergender perempuan dan hampir setengahnya lulusan sekolah menengah atas,” kata Ain.

BTPN Syariah memiliki fokus mengumpulkan dana dari keluarga sejahtera dan menyalurkan kepada keluarga inklusi sejak tahun 2014. Saat ini mereka telah melayani 6 juta nasabah di seluruh Indonesia.

Pembiayaan yang tersalurkan di Kalimantan Timur hingga Kuartal pertama 2023 mencapai Rp 76 miliar untuk 28 ribu perempuan keluarga prasejahtera produktif. “Atas usaha ini BTPN Syariah diganjar penghargaan dari Bank Indonesia sebagai Bank Pendukung UMKM terbaik untuk seluruh perbankan (konvensional dan syariah)," ujarnya.

Para nasabah yang mendapat pembiayaan selain mendapat modal usaha juga dijamin asuransi jiwa, tabungan dengan gratis biaya bulanan, dan pembiayaan perbaikan rumah dan pendidikan di tahun ketiga.

Jika nasabah meninggal dunia di tengah angsuran, maka angsurannya dianggap lunas. Para nasabah pembiayaan BTPN Syariah juga diminta untuk menabung setiap periode dua minggu pertemuan. Di Sentra Gang 1 misalnya, para anggota sepakat menabung Rp 20 ribu setiap pertemuan.

Mengenai kemudahan pembiayaan, lantaran program ini menyasar perempuan prasejahtera, Ain menekankan BTPN Syariah tidak meminta agunan. Bahkan angsurannya pun tergolong lebih ringan dibanding platform pembiayaan tanpa agunan lain.

“Skema untuk pembiayaan paling kecil Rp 2 juta misal, nasabah hanya perlu mengangsur Rp 104 ribu setiap 2 minggu pertemuan," katanya.

Artinya, dalam sehari nasabah cukup mengumpulkan uang sekitar Rp 7.500 untuk membayar angsuran. Jika dihitung selama setahun berikut potongan satu kali angsuran saat Idulfitri, maka total angsuran yang dibayar nasabah sekitar Rp 2,4 juta saja.

Dengan angsuran kecil dan tanpa agunan, BTPN Syariah termasuk memiliki nilai Non Performing Financing (NPF) yang kecil. Di seluruh Indonesia rasio NPF bersih perusahaan pembiayaan ini senilai 0,5% pada Kuartal 1 tahun 2023.

Artinya dari 100 nasabah, hanya lima nasabah yang tergolong bermasalah dalam penyelesaian kredit. “Di Kalimantan Timur jumlahnya lebih kecil lagi, hanya 0,02% saja,” kata Ain. Rasio NPF tersebut setara dengan risiko 1 nasabah bermasalah dari 5.000 nasabah lain.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement