"Tidak ada lagi bahasa negeri konoha, yang ada ketika mau mengkritik menyebutkan secara langsung, Indonesia," kata Fatia.

Beragam gerakan dan program ini bertujuan menargetkan sebanyak mungkin anak muda, terutama kalangan pemilih yang masih bimbang atau undecided voters. "Kalau kita hitung presentasinya dari 100 juta kita dapat 20 persennya, angkanya sudah sangat besar buat kami," kata Billy.

Billy menjelaskan untuk meraih putaran kedua, Timnas AMIN menargetkan elektabilitas 35%-40% dan sepertiga suaranya berasal dari kalangan Gen Z dan milenial.

Tren Dukungan Anak Muda untuk Ganjar-Mahfud Menurun

Suara anak muda merupakan kunci pemenangan Pilpres 2024. Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum (KPU), daftar pemilih tetap untuk Pemilu 2024 didominasi oleh kelompok generasi milenial (kelahiran 1980 – 1994) sebanyak 66,8 juta pemilih (33,0%) dan generasi Z (kelahiran 1995 – 2000) sebanyak 46,8 juta pemilih (22,8%).

Jika ditotal, kedua generasi ini sudah memakan porsi 56,4% suara. Porsi yang signifikan ini yang membuat para kandidat bekerja keras merebut suara anak muda.

Berdasarkan survei terbaru yang dirilis Indikator Politik Indonesia pada 9 Desember, mayoritas Gen X (usia 26 tahun ke bawah) dan Milenial (usia 27-42 tahun) memilih pasangan capres dan cawapres Prabowo-Gibran.

Survei tatap muka ini berlangsung pada 23 November hingga 1 Desember 2023 terhadap 5.380 responden. Artinya survei memotret perkembangan suara para kandidat pada pekan pertama kampanye.

Prabowo-Gibran memperoleh dukungan teratas dari anak muda. Kelompok Gen Z dan milenial yang mendukung pasangan nomor urut dua ini masing-masing mencapai 56,6 persen dan 46,3 persen.

Setelahnya, kelompok Gen Z dan milenial yang mendukung Anies-Muhaimin masing-masing 22,6 persen dan 24 persen.

Suara dukungan anak muda terhadap Ganjar-Mahfud paling minim dibandingkan dua kandidat lainnya. Kelompok Gen Z dan milenial yang mendukung Ganjar-Mahfud masing-masing sebanyak 18,3 persen dan 23,8 persen.

Bila dibandingkan survei Indikator sebelumnya, periode 27 Oktober-1 November 2023, yang melibatkan 1.220 responden, terjadi peta perubahan dukungan anak muda.

Terlihat, suara anak muda yang mendukung Ganjar-Mahfud ini tergerus signifikan. Sebaliknya, terjadi peningkatan suara anak muda ke paslon Prabowo-Gibran dan juga Anies-Muhaimin.

Berdasarkan hasil survei bulan lalu itu, kalangan Gen Z dan milenial yang mendukung Ganjar-Mahfud masing-masing sebanyak 27,9 persen dan 27 persen.

Sedangkan, Gen Z dan milenial yang mendukung Prabowo-Gibran masing-masing 52,4 persen dan 40 persen. Adapun Gen Z dan milenial yang mendukung Anies-Imin masing-masing 17,3 persen dan 27 persen.

Mengapa Suara Anak Muda untuk Ganjar-Mahfud Terus Turun?

Tergerusnya suara Ganjar-Mahfud di kalangan muda seiring dengan anjloknya elektabilitas pasangan capres-cawapres nomor urut 2.

Berdasarkan survei Indikator dalam simulasi 3 pasangan capres-cawapres 2024, Prabowo-Gibran unggul dibanding pasangan lain dengan elektabilitas 45,8 persen.

Posisi kedua pasangan Ganjar-Mahfud dengan elektabilitas 25,6 persen dan kemudian Anies dan Muhaimin 22,8 persen. Dibandingkan survei Indikator bulan lalu, Ganjar-Mahfud mengalami penurunan 4 persen-5 persen. "Mas Anies sedikit turun tapi kurang lebih stabil," kata Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi.

Burhanuddin menjelaskan kenaikan suara Prabowo berkaitan dengan penurunan suara Ganjar dalam waktu sebulan. Dia melihat, penunjukkan Gibran sebagai cawapres membuat pemilih Ganjar yang merupakan pendukung Jokowi eksodus. "Terutama pendukung Jokowi yang non-PDIP," kata dia.

Dia mengingatkan elektabilitas Ganjar yang meningkat selama dua tahun terakhir sebelum pengumuman capres-cawapres itu karena efek co-branding dengan Jokowi. "Ada beragam kesamaan seperti asal Jawa Tengah dan dari PDIP," kata dia.

Setelah penunjukkan Gibran, strategi Ganjar dan PDIP ibarat senjata makan tuan. Strategi dengan mengkritik dan menyerang Jokowi membuat para pendukung Ganjar malah menarik diri. Para pendukung yang menarik dukungan ini dari beragam usia, termasuk kalangan muda.

Burhan mengatakan sebagian besar pemilih di Indonesia berpendidikan Sekolah Dasar. Sehingga, mereka yang berasal dari kalangan menengah bawah ini kurang mengena bila mendapat pemaparan isu seperti dinasti politik lewat keputusan Mahkamah Konstitusi yang kontroversial tersebut.

Talkshow Gemoy InspiraZ & AspiraZ
Talkshow Gemoy InspiraZ & AspiraZ (ANTARA FOTO/Galih Pradipta/YU)

Dosen Komunikasi Politik UGM dan Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies (IPS) Nyarwi Ahmad mengatakan hal senada. "Strategi yang mempersempit kolamnya dengan Jokowi, mempersempit juga suara dari anak muda," kata Nyarwi.

Budaya kritik di Indonesia kurang berkembang sehingga strategi Ganjar-Mahfud kurang berjalan. "Masyarakat cenderung melihat hasil kerja elite seperti bantuan sosial, sehingga approval rating Jokowi terus tinggi," kata dia.

Selain itu, Nyarwi mengatakan banyak faktor yang mempengaruhi dukungan suara anak muda. Dia melihat ketiga paslon sama-sama berupaya merebut suara dari kalangan ini dengan beragam pendekatan.
"Prabowo dan Gibran memiliki gimmick politik yang berhasil menarik perhatian," kata dia.

Nyarwi juga menilai mesin politik pendukung Ganjar-Mahfud belum optimal. Dia melihat kubu PDIP dan pendukung Ganjar-Mahfud tak satu suara dalam strategi merebut suara. Seperti, Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani yang cenderung soft terhadap pemerintahan Jokowi. Sedangkan politisi PDIP lain memilih menyerang. "Perbedaan ini bisa memperlemah kerja tim dan mesin politik," kata dia.

 Menurut Nyarwi soal memanasnya mesin politik dan strategi kampanye yang tepat sangat penting untuk meraup suara, termasuk dari kalangan anak muda.

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora, Ade Rosman, Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement