Dunia Akan Lihat Leadership dan Success Story Perikanan Indonesia

Image title
Oleh Tim Redaksi
25 Oktober 2018, 22:03
susi
Ilustrator: Betaria Sarulina

Itu satu pertanda baik di Yogya, karena Yogya adalah salah satu wilayah yang konsumi ikannya paling rendah. Mungkin hanya 10 kg-15 kg (per kapita per tahun) kalau tidak salah. Orang Yogya, Solo itu paling tidak suka makan ikan.

Apa sebabnya?

Mungkin karena terbiasa dengan tahu, tempe, dan ayam. Beberapa daerah yang memang jauh dari laut biasanya tidak punya kebiasaan makan ikan. Kalau orang Makassar, nasi nomor 2 ikan nomor 1. Ambon pun sama.

Selama Anda menjabat, berapa jumlah kapal yang sudah ditenggelamkan?

488 (unit kapal).

Mengapa kapal-kapal itu ditenggelamkan, tidak dilelang sehingga memiliki nilai ekonomi dan manfaat untuk nelayan?

Tidak seperti itu, karena yang menang lelang yang dapat kapal. (Tapi) nelayannya tidak. Pencuri ikan itu kan lewat agen.

Tapi bukankah investor menjadi cemas dengan kebijakan penenggelaman kapal?

Kenapa harus cemas? Perikanan tangkap sekarang tidak boleh ada investasi asing. Bolehnya investasi dalam negeri, dan kami tidak menenggelamkan kapal dari Indonesia. Yang ditenggelamkan kapal ikan asing yang mencuri di laut Indonesia. Jadi, aneh kalau ada investor cemas tentang penenggelaman kapal. Absurd dan tidak logis.

Jadi tidak perlu takut?

Tidak ada relevansinya. Kenapa mereka harus takut? Lalu investor ini siapa? Apa? Kenapa takut ditenggelamkan kapalnya? Asing itu tangkap ikan saja tidak boleh di Indonesia. Yang ditenggelamkan hanya kapal asing. Kapal asing legal pun tidak boleh.

Sekarang ini aturannya, kapal yang boleh tangkap ikan di Indonesia hanya kapal Indonesia. Jadi ini investor siapa? Investor lokal? Ya tidak masuk akal, karena tidak akan ditenggelamkan kapalnya. Kalau investasi sama mencuri itu juga berbeda, kalau nyuri ya nyuri namanya.

Penangkapan Ikan di Bitung
Penangkapan ikan di Bitung (Donang Wahyu | KATADATA)

Bagaimana kesiapan Indonesia menggelarOur Ocean Conference 2018 akhir bulan ini?

Tahun lalu diselenggarakan di Malta dan tahun ini di Indonesia. Tahun depan Norwegia, tahun depannya lagi di Palau. Rencananya akan membicarakan komitmen dunia tentang blue economy, sustainable fisheries management, dan juga komitmen stakeholder yang telah berjanji mengonservasikan wilayah lautnya. Satu yang diharapkan, dunia melihat leadership Indonesia dan juga sharing success story. Memang ini perlu juga kita bagikan supaya menginspirasi dan mengajak semua negara berkomitmen.

Berapa persen kesiapannya?

Saya harapkan sudah 99%, karena ini event internasional. Yang akan datang lebih dari 160 negara dan ada lima kepala negara yang akan datang, seperti Pangeran Monaco, Pangeran Charles karena beliau sangat concern dan sangat passion dengan lautan, dan banyak menteri-menteri juga dari negara Eropa, komisioner Uni Eropa, dan banyak lagi tokoh dan pejabat negara yang akan hadir. Karena sekarang kesadaran akan laut sehat, produktif, sustainable resource itu menjadi satu kesadaran bersama seluruh dunia.

Apa kesepakatan bersama yang ingin didorong dalam forum tersebut?

Misalnya kegiatan illegal unreported dan unregulated fishing, itu adalah hal yang sangat membahayakan kesehatan, produktivitas, dan sustainabilitas perikanan dunia. Sumber perikanan dunia ini bukan cuma dari Indonesia, tapi dari seluruh dunia. Contohnya ikan tuna, 68% lahir dari Banda. Kalau Laut Banda rusak, tentunya 68% pasokan tuna dunia juga hilang.

Hal-hal seperti ini yang dibicarakan. Bagaimana membangun ekonomi bersama untuk sustainable fisheries, bagaimana membangun, menjaga wilayah konservasi bersama, menambah wilayah konservasi, karena semakin banyak konservasi akan semakin produktif laut kita.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...