Investasi di Sektor Batu Bara Perlu Dukungan Regulasi Pemerintah

Image title
Oleh Tim Redaksi
11 Juni 2018, 06:45
Garibaldi Thohir
Ilustrator: Betaria Sarulina | Katadata

Dampak distorsinya seperti apa?

Dengan ada distorsi harga ini, misalnya harga batu bara acuan masih di atas US$ 100 per ton. Begitu ada kebijakan domestik HBA US$ 70 per ton, pembeli kita yang di luar negeri apalagi yang tidak punya kontrak jangka panjang akan menawar harga lebih rendah.

Saya bilang harga batu bara US$ 100 per ton, mereka menawar US$ 80 per ton. Saya bilang tidak bisa. Mereka bilang, jual saja batu bara Anda di pasar domestik dengan harga US$ 70 per ton. Kalau ada selisih US$ 20 per ton dari penjualan kami berkurang US$ 40 juta per bulan. Opportunity loss dalam setahun dikalikan saja 12 x US$ 40 juta.

Apakah kebijakan itu yang membuat investor menahan investasi ke depan hingga 2019?

Menurut saya bukan saja sampai 2019. Investor asing akan berpikir, Newmont is selling out. Ada investor baru atau tidak di sektor tambang, terutama dari luar negeri? Tidak ada. Saya melihat ini peluang untuk perusahaan Indonesia. Saya menganut right or wrong it's my country, apapun yang diputuskan pemerintah, kami ikut. Cuma kami berharap dapat dukungan lagi dari regulasi dan iklim investasi yang kondusif sehingga bisa berkompetisi.

Dalam jangka panjang, DMO ini justru mendistorsi dan membahayakan industri?

Saya tidak menolak DMO, yang saya tidak sependapat adalah soal harga. Kalau cuma DMO, kepentingan nasional yang utama. Kalau pasar domestiknya besar, buat apa ekspor? Cuma kan sekarang pasar domestiknya belum besar dan kita masih membutuhkan devisa. Kita balance saja, domestik kita penuhi dan ekspor kita ambil peluangnya. Kami bayar pajak dan PNBP, Adaro itu kontribusinya 70% untuk negara. Tahun lalu pajak yang dibayarkan Adaro hampir US$ 750 juta, salah satu yang terbesar di Indonesia.

tambang-batubara.jpg

Opportunity loss itu bukan hanya untuk perusahaan tetapi juga untuk Indonesia?

Ada distorsi harga, belum lagi penyelundupan. Orang dagang pasti menghitung kalau harga US$ 70 per ton, biaya US$ 70 per ton buat apa dagang? Supaya biaya enggak mencapai US$ 70 per ton, stripping ratio dikurangi jadi biayanya US$ 65 per ton. Akibatnya, aset yang tadinya bisa ditambang berkurang dan cadangan hilang.

Apakah penyelundupan itu mungkin terjadi?

Pasti lah. Kalau beda harga US$ 20-US$ 30, jangankan batu bara, mobil saja diselundupkan.

Transaksi akuisisi tambang Kestrel dari Rio Tinto, apakah Adaro ingin mengulang kisah Bakrie mengambil alih Arutmin dan KPC?

Mungkin agak beda. Visinya itu katakanlah di thermal coal itu Adaro sudah cukup mapan. One of the best, efficient. Tapi, saya juga melihat selain thermal coal itu coking coal punya nilai tambah yang tinggi untuk bahan bakar industri baja. Sekarang era disruptif jadi kami juga harus mendisrupsi diri sendiri. Sebelum terkikis zaman, kami harus diversifikasi bisnis. Dalam kemampuan kami adalah ke coking coal, 5-6 tahun lalu kami sudah mulai dengan mengambil alih aset BHP di Kalteng.

Akan seberapa besar komposisi coaking dan thermal di Adaro?

Saya mimpi cukup besar. Mungkin ke depan katakanlah thermal coal mencapai puncaknya. Kami juga tidak mau menambah produksi, melihat keekonomiannya. Kami hitung memang tambang Adaro Indonesia itu puncaknya 50 jutaan ton seperti sekarang. Dengan produksi 50 juta ton, saya bisa menambang 20 tahun sehingga saya bangun juga pembangkit listrik. Kemudian saya melihat ada peluang di coking coal, saya akan tumbuhkan produksi coking coal dari 1 juta ton menjadi 3 juta ton lalu 10 juta ton.

Bisa dibilang bisnis masa depan Adaro ada di coking coal?

Sangat bisa dibilang begitu. Pemain coking coal di dunia tidak banyak. Sebelumnya dikuasai Rio Tinto dan BHP Billiton. Di luar itu ada Tiongkok dan Rusia. Di Indonesia ada Adaro, apalagi setelah kami ambil lagi aset Rio Tinto yang di Australia, dengan kombinasi itu kami bisa bersaing.

Kalau transaksi ini tuntas, Adaro akan menjadi salah satu pemain utama di coking coal?

Harapannya begitu. Adaro menjadi salah satu dari top five pemain coking coal dunia.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...