Tren Perbaikan Daya Tarik Investasi Migas Sudah On Track

Yura Syahrul
16 Mei 2018, 18:01
Yanto Sianipar
Ilustrator: Betaria Sarulina; Foto: Donang Wahyu

Yang kedua adalah fokus kami untuk yang baru, yaitu proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) di Selat Makassar. Ini juga akan menjadi peluang yang sangat besar bagi Indonesia untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang. (Dua) itu fokus kami.

Apakah target konstruksi proyek IDD di Selat Makassar dapat sesuai keinginan pemerintah pada 2019?

Saya belum bisa bicara soal jadwal saat ini karena kami masih dalam tahap studi tahap kedua, atau studi yang kami lakukan kembali setelah ada penyesuaian. Kami mengharapkan studi ini akan menghasilkan proyek yang ekonomis karena harga minyak yang juga tidak sebaik 2-3 tahun yang lalu. Kami juga menginginkan adanya teknologi yang bisa diaplikasikan sehingga biaya proyeknya lebih murah daripada yang awal. Jadi tantangannya di situ, semoga studinya bisa membuat kami lebih baik dalam pengembangannya nanti.

Berapa besar kontribusi proyek IDD ini nantinya terhadap ekonomi nasional?

Kalau melihat forecast atau kebutuhan gas di masa datang, supply gas Indonesia itu jauh di bawah kebutuhan gas. Jadi dengan adanya proyek IDD kami harapkan gap-nya bisa dikurangi. Jadi supply dalam negeri sangat sangat critical. Nah, menurut kami, IDD salah satunya (bisa mengatasi masalah itu).

Apa tantangan meningkatkan investasi di sektor hulu migas?

Tiga hari IPA saya pikir membicarakan mengenai competitiveness. Jadi, ngomong soal investasi, kita berkompetisi. Perusahaan multinasional seperti Chevron itu mengalokasikan dana (investasi) tergantung pada tingkat kompetitifnya. Kalau Indonesia tidak bisa bersaing dengan negara lain, dananya akan lari ke negara lain. Itu kan hitungan ekonomis seorang businessman.

Jadi tantangannya bagaimana membuat competitiveness. Itu banyak (caranya), kemarin kita bicarakan soal fiscal terms. Lalu kepastian fiskal atau kontrak. Yang ketiga, bagaimana kecepatan suatu proyek (menyangkut) perizinan ataupun kementerian. Saya pikir itu beberapa poin yang penting untuk dibahas atau ditindaklanjuti karena kita ingin dapat bersaing dengan negara-negara lain dalam alokasi dana yang akan disalurkan oleh masing-masing perusahaan.

Bagaimana Chevron menilai upaya pemerintah mengatasi tantangan ini?

Ini juga menarik ya. Kalau kita lihat satu tahun terakhir Kementerian ESDM berusaha sebenarnya, meningkatkan terus attractiveness atau investasi dan kami sangat mengapresiasinya. Pemerintah sedang meningkatkan itu dengan pengurangan regulasi yang banyak. Jadi ada beberapa regulasi yang dihapuskan. SKK Migas juga begitu. Lalu kita lihat (skema kontrak) gross split juga sudah direvisi. Lalu ada juga jumlah-jumlah permit dikurangi.

Itu semua menunjukkan trennya on track ya. Kita dalam jalur yang benar, tinggal seberapa cepat bisa mencapai kondisi yang kita harapkan bersama antara pemerintah dengan industri migas. Pada dasarnya kita punya objective yang sama, common goal untuk mencapai tujuan itu. Jadi kalau bisa lebih banyak berdiskusi ya rasanya akan lebih cepat daripada yang kita harapkan.

Kalau begitu, Anda berharap IPA diselenggarakan dua kali dalam setahun?

Tidak harus di IPA, bisa juga dengan forum-forum yang lain. Engagement ya, jadi kita memang selama ini sudah mulai banyak sekali engagement dengan pemerintah baik itu informal maupun formal. Kita bisa lanjutkan terus kolaborasi seperti itu.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...