Investor Menanti Para Unicorn Melantai di Bursa Saham

Sorta Tobing
18 Mei 2021, 09:37
Direktur Utama BEI Inarno Djajadi
Ilustrator Katadata/Betaria Sarulina
Direktur Utama BEI Inarno Djajadi

Bursa menaikkan target IPO tahun ini dari 34 menjadi 54 emiten, apa pemicu optimisme ini?

Kami tentunya mendapat masukan dari berbagai pihak. Kalau melihat kuartal II-2021, pertumbuhan ekonomi kita akan cukup bagus. Kami cukup optimistis dengan target 54 emiten.

Bagaimana outlook BEI di 2021 dengan adanya program vaksinasi dan potensi pemulihan ekonomi?

Yang pertama adalah pemulihan ekonomi. Pemerintah memperkirakan kuartal II-2021, ekonomi Indonesia akan bangkit dari zona kontraksi dan tumbuh sekitar 7%. 

Ini tentunya cukup bagus dan memberi dampak positif ke pasar modal. Namun, hal tersebut bergantung pada percepatan vaksinasi.

Kedua, likuiditas di pasar keuangan global dan domestik mulai mengalami peningkatan. Tentunya ini akan berdampak positif ke pasar modal kita. 

Ada yang lain?

Faktor lainnya adalah semua orang menunggu unicorn-unicorn untuk melantai di bursa. Ini juga memberikan optimisme. Banyak kalangan menyebut kehadiran unicorn itu dapat menambah jumlah investor secara drastis dan juga transaksi bursa.

Lalu, kehadian SWF (sovereign wealth fund), yaitu Lembaga Pengelola Investasi. Ini juga akan berdampak positif ke pasar modal.

Bagaimana dengan risikonya, apa yang diwaspadai oleh BEI?

Salah satunya, potensi imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat yang mulai meningkat. Ini berptensi terhadap capital outflow.

Lalu, pasar kripto yang meningkatkan aksi spekulasi terhadap aset-aset berisiko tinggi sedang terjadi. Dampaknya yang perlu kami antisipasi. 

Di samping itu juga ada kasus-kasus asuransi dan investasi dalam negeri yang membuat orang lebih waspada. Ini juga berdampak ke pelemahan pasar modal kita. 

Tadi sempat menyinggung IPO para unicorn, sudah ada penyesuaian regulasi? 

Kami menyambut baik para unicorn untuk go-public. Khusus untuk unicorn, kami membantu menyesuaikan aturan karena karakteristiknya berbeda dengan saham-saham konvensional. 

Yang kedua, kami sudah mengimplementasikan klasifikasi industri dalam bursa IDX-IC. Nah, IDX-IC ini lebih mencerminkan sektoral perusahaan tercatat di BEI. Jadi, kita bisa membandingkan apple-to-apple perusahaan tercatat tersebut di bursa global.

Kami juga telah menggandeng konsultan hukum untuk mengkaji penerapan dual class of shares (DCS) untuk unicorn dengan skema multiple voting shares (MVS) di pasar modal Indonesia.

Struktur permodalan MVS cukup umum untuk unicorn  yang akan go public. Kami sedang mengkaji dan mempersiapkan untuk itu.

Kapan unicorn akan masuk ke lantai bursa?

Mudah-mudahan tahun ini. Yang saya lihat di depan, yang besar-besar, ada tiga. Mungkin jadi dua. Karena dari informasi yang beredar terdapat dua unicorn yang merger.

Kalau tidak bisa sebut nama, dari sektor apa kalau boleh tahu?

Tidak usahlah. Kalian sudah tahu sebetulnya. Mudah-mudahan semua lancar dan bisa listing pada tahun ini.

Halaman:
Reporter: Sorta Tobing, Lavinda, Dini Apriliana

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...