Bukalapak Pilih Bank Digital dengan Ekosistem Beragam dan Kredibel

Rezza Aji Pratama
12 Januari 2022, 11:53
ilustrasi Teddy Oetomo-Bukalapak
Katadata

Alasannya, banyak sekali transaksi e-commerce Indonesia dari informal market. Jadi misalnya orang beli di WhatsApp tetapi transaksinya manual, sehingga diperlukan solusi-solusi storefront untuk mengotomasi transaksi itu.

Ini sebenarnya yang menjadi pilar bisnis dari Bukalapak. Namun dari semua ini, tentunya diperlukan banyak hal: payment, financial service, logistic, software as a service. Banyak sekali supporting yang diperlukan agar bisnis-bisnis ini dapat berkembang.

Sebelumnya beredar kabar Bukalapak akan mengakuisisi TransMart. Bagaimana proses transaksinya hingga akhirnya memilih Allo Bank?

Saya tidak heran dengan kabar ini [akuisisi TransMart] karena memang peminatnya banyak, termasuk TransCorp, Grup Salim, Traveloka, Grab, dan sebagainya. Melalui sistem kolaborasi yang panjang kita duduk bareng untuk menciptakan win-win solution.  

Ini sebetulnya bukan sesuatu yang kita ingin sembunyikan juga. Cuma berhubung bahwa perusahaan Bank Allo ini juga listing company, sehingga terdapat regulasi-regulasi yang membuat tidak bisa dibuka sebelum waktunya.

Kalau butuh bank digital, kenapa tidak buat sendiri atau akuisisi bank-bank kecil?

Jadi yang pertama, kita bukan banker.  Mengoperasikan bank mungkin bukan keahlian kita. Inilah win-win strategy di mana pihak yang memiliki keahlian tersebut berperan sebagai manajemen.

Kedua, kita selalu melihat kebutuhan untuk melatih ekosistem. Kalau kita bikin sendiri berarti bank digital itu ekosistemnya hanya dengan Bukalapak. Tidak ada keuntungan ekosistem terbuka seperti yang kita dapatkan sekarang ini. Kita juga melihat teknologi yang sudah dibangun oleh Bank Allo ini sangat kuat. Dan di saat yang sama, kita bisa menemukan formula win-win, bukan hanya dengan dua pihak.

Nah, dari sisi financial service dan digital bank sendiri kita selalu mengadopsi open ecosystem. Artinya ke depan kita melihat akan adanya multiple provider of digital banking, kita tidak melakukan eksklusifitas. 

Artinya Bukalapak tetap membuka diri dengan bank lain terutama untuk menjalankan fungsi intermediasi layanan keuangan?

Ya ini memang saya rasa sudah menjadi DNA-nya Bukalapak untuk mengedepankan kolaborasi, mengedepankan multiple partners, dan party open ecosystem. Kalau dilihat dari semua services kita rata-rata seperti itu. Logistik kita punya banyak, economic channel kita punya banyak koneksi dengan bank. Memang dari visinya Bukalapak adalah democratization dan inclusivity.

Seberapa dalam Allo Bank akan tertanam dalam ekosistem Bukalapak? Apakah nanti buka rekening Allo Bank bisa lewat Bukalapak, misalnya?

Kita saat ini masih mengeksplorasi berbagai macam inovasi dan fitur. Namun berhubung Bank Allo juga listed company, mungkin sebaiknya ranah tersebut kita berikan transparency disclosure-nya dari sisi manajemen bank. Karena suka tidak suka mereka juga perusahan publik, jadi saya rasa saya tidak ingin melangkahi manajemen dari Bank Allo ini.

Apakah ada rencana memperbesar kepemilikan di Allo Bank? 

Kembali lagi ini Allo Bank sebetulnya secara finansial sangat menarik, tetapi kita juga harus menghormati investor lain. Tentunya semuanya ingin lebih banyak, karena ini penawaran yang sangat menarik. Kita sebetulnya sudah sangat berterimakasih diperbolehkan menjadi pemegang saham kedua terbesar. Tetapi kita juga harus bisa menjaga diri, tidak boleh terlalu memaksakan sesuatu. Kita maunya untuk jangka yang sangat panjang, terus berkelanjutan. 

 PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI)
PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) (Allo Bank Indonesia)
 

Bagaimana rencana investasi lain Bukalapak dari dana hasil IPO?

Kita terus berdiskusi dengan partners untuk berkolaborasi. Saya sering ditanya ini dengan Grab dan Salim bagaimana kolaborasinya? Namun kita di posisi yang belum bisa men-disclose saat itu. Begitu kita di posisi bisa disclose, tentu bisa dilihat langsung kita lakukan transparansi ini. 

Bagaimana rencana pengembangan usaha Bukalapak, baik secara organik maupun anorganik?

Fokus kita tetap di mitra. Kita terus mengevaluasi prospek yang dapat menambah value add service bagi lini bisnis kita. Ini tidak hanya di financial service tetapi mencakup banyak faktor. Kalau kami sudah bisa memberikan informasi secara regulasi, tentunya kami akan menjadi yang pertama yang memberikan disclosure tersebut.

Performa pendapatan dan laba Bukalapak terus membaik, apakah sudah ada proyeksi kapan bisa membukukan laba bersih?

Sebetulnya yang kita inginkan bagaimana mendapatkan laba bersih yang berkelanjutan.  Yang bisa saya katakan adalah saat ini masih sesuai target. Tetapi untuk kapan waktu pastinya, kita harus melihat beberapa perkembangan ke depan. 

Bagaimana rencana dual listing di luar negeri?

Saat ini kita fokusnya listing di Indonesia. Karena realitanya, itu bukan hal mudah. Jadi untuk pertanyaan tersebut, saya rasa bukan sesuatu yang wajar untuk komitmen sekarang.

Jadi dual listing tidak jadi prioritas?

Saat ini kita fokus bagaimana menjalankan strategi kita agar terus memberikan pertumbuhan bagi Bukalapak, memberikan financial performance dan semoga juga memberikan value add bagi shareholder Bukalapak.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...