Cara Kota Penyangga Lestarikan Citayam Fashion Week

Intan Nirmala Sari
27 Juli 2022, 12:05
Pengamat Tata Kota Yayat Supriatna
Katadata

Apa artinya Pemda sekitar Ibu Kota cenderung malas membangun tata kota menarik?

Iya bukan malas, enggak punya duit. Jangan bandingkan dengan Jakarta, jauh. Activity Kabupaten Bogor berapa, activity-nya Depok berapa? Enggak punya modal, Depok saja mau gabung dengan Jakarta.

Begini, kalau membangun kota itu kita perlu ruang terbuka, perlu alun-alun, perlu taman. Tapi sehebat apa taman-taman di pinggiran? Enggak ada yang punya nilai icon bagus, branding-nya lemah. 

Ketika ditanya kamu tinggal dimana? Citayam, terus enggak ada nilai. Tapi Citayam rasa Jakarta Selatan kan menarik, jadi persoalan “bumbunya”, "bahannya" sama anak-anak Citayam, anak-anak ABG. Ketika masuk Jakarta, langsung ke jantung kota, orang-orang kaget. 

Orang Jakarta itu kaget melihat fenomena ini karena mereka tidak pernah melihat anak Jakarta kerumunan gitu dalam konteks yang kreatif. Udah lama Jakarta itu garing. Dengan budaya festival, budaya kreatif, ini kan tanpa modal. Saat ini, modal kegiatannya itu, dari anak-anak itu.

Berkaca dengan kondisi sekarang, PR terbesar apa yang perlu dilakukan Pemda?

PR-nya satu, kota penyangga perlu mempersiapkan anak-anak kreatif, sementara Jakarta menyiapkan panggungnya. Remaja itu perlu dibuatkan sanggar, pusat pelatihan, pusat pendidikan, yang khusus untuk membuat satu atraksi budaya, ataupun atraksi lain. Kalau enggak, mati nanti “SCBD” karena begitu-begitu saja, orang bosan. 

Kalau misal nanti anak Bekasi bisa tampil di Sudirman, anak Depok bisa tampil juga, anak Bojong, anak Bogor, anak Tangerang Selatan, mereka tampil. Karena bagi anak pinggiran kota seperti Bojong, Depok dan lainnya, berangkat ke Sudirman itu murah, hanya Rp 6 ribu naik kereta api. Buat mereka enggak masalah gitu-gitu, yang masalah justru tempat (kota asal) mereka tidak mendukung.

Beberapa anak “SCBD” mendapat penghasilan dari fenomena Citayam Fashion Week, seperti endorse. Apa ini akan memberikan dampak lanjutan bagi ekonomi kota penyangga juga?

Ada, bisa saja mereka di-endorse industri fesyen lokal, kemudian dijual di sana (kota penyangga). Jadi banyak hal yang bisa diinisiasi, tapi pertanyaannya siapa yang mau mengorganisir, siapa yang mau mengelola, dan siapa yang mau menyediakan dana? 

(Pemda) bisa menyediakan dulu fasilitasnya atau ada pengusaha. Bisa juga di-endorse BUMN, seperti BNI, Bank Mandiri untuk berkontribusi memberikan sponsor bagi kegiatan-kegiatan di kawasan Citayam Fashion Week, itu akan lebih keren. 

Seberapa besar fenomena Citayam Fashion Week untuk diaplikasikan ke kota-kota lain?

Bisa, tinggal kolaborasi kerja sama antar daerah saja. Bagus dari bocah-bocah (sebagai pionir atau penggerak). Para remaja bisa sebagai pengisi “panggung”, sementara nanti yang memfasilitasi pemerintah. Misalnya dengan menyediakan tempat, pembinaan, pendampingan. Kemudian menyediakan fasilitas dukungan, sarana, menjaga kebersihan, hingga ketertiban.

Untuk daerah luar Jakarta ada kemungkinan untuk ikut menduplikasi konsep Citayam Fashion Week?

Ada, misalnya Bogor. Depan Stasiun Bogor terdapat alun-alun Bogor. Jawa Timur juga ada, di Kota Lama Semarang, di Yogyakarta (konsep Citayam Fashion Week) bisa di Malioboro, kan sudah bersih. 

Artinya enggak butuh waktu lama untuk menduplikasikan?

Enggak butuh waktu lama, enggak perlu. Tinggal mencari anak-anak kreatif, diwadahi, gitu aja. Sebetulnya, panggungnya sudah ada, hanya yang mengisi panggung yang enggak ada

APBD masih tipis, mana yang lebih penting, APBD atau kreatifitas Pemda?

Dua-duanya. Kalau orang Minang bilang, no pitih no ability, no pitih no motivasi, no pitih no prestasi, no pitih no kreasi, no pitih lama-lama mati (tidak ada uang tidak ada bakat, tidak ada uang tidak ada motivasi, tidak ada uang tidak ada prestasi, tidak ada uang tidak ada kreasi dan tidak ada uang lama-lama mati).

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...