Bakti BUMN, Terobosan untuk Wujudkan Pemerataan Ekonomi
Tedi menyampaikan, kegiatan pada batch 1 dan batch 2 ini secara total diikuti 107 perusahaan BUMN dan anak usaha BUMN dengan lebih dari 240 peserta. "Pelaksanaan kegiatan Bimtek SROI diharapkan memberikan pengetahuan untuk menghitung dampak program," ucapnya.
Bimtek SROI mendorong lima transformasi terkait TJSL yakni fokus pada dampak, melakukan perbaikan governance Kementerian BUMN maupun di BUMN. Selain itu juga fokus menggunakan teknologi informasi, baik untuk pelaporan kepada Kementerian BUMN maupun prosedur dari kegiatan CSR.
Poin keempat, imbuh Tedi, bahwa kegiatan tersebut merupakan bentuk kolaborasi antarBUMN, yang mana Sucofindo memiliki kompetensi dalam membagi pengetahuan kepada seluruh BUMN. Upaya meningkatkan peran serta karyawan BUMN untuk pelaksanaan kegiatan Bakti BUMN menjadi poin terakhir dalam langkah transformasi Bakti BUMN.
Direktur Utama Sucofindo Mas Wigrantoro Roes Setiyadi menyampaikan, metode SROI memiliki keunggulan strategis lantaran melibatkan para pemangku kepentingan dari suatu program. Kemudian, akan dianalisis untuk mengeksplorasi berbagai dampak yang dirasakan setelah program tersebut berjalan.
Menurut Wigrantoro, SROI berusaha untuk mengurangi ketimpangan dan degradasi lingkungan, serta meningkatkan kesejahteraan dengan memasukkan biaya sosial, lingkungan serta biaya dan manfaat ekonomi.
"Sucifondo bekerja sama dengan berbagai perusahaan BUMN maupun swasta untuk melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan Bakti BUMN dan CSR sejak 2016. Hingga saat ini, untuk lingkungan BUMN, Sucofindo melakukan perhitungan SROI di 16 titik di wilayah Indonesia untuk program TJSL BUMN dan anak usaha BUMN," tutur Wigrantoro.