Sri Mulyani: Indonesia Selalu Selamat Atasi Berbagai Macam Krisis
Krisis terakhir yang dihadapi adalah pandemi COVID-19. Kata dia, pemerintah membuat sejumlah langkah nonkonvesional seperti melebarkan defisit anggaran.
Hasilnya, perekonomian Indonesia bisa pulih dan tumbuh di atas 5 persen dalam enam kuartal secara beruntun.
“Defisit APBN yang tadinya di atas 3 persen sekarang sudah turun dan berada di angka 2,38 persen. Ini adalah konsolidasi fiskal tercepat dan banyak anggota G20 yang senang mendengar ini, ada sebuah negara yang bisa me-manage dengan baik serta performed well di masa pandemi,” jelasnya.
Sri Mulyani menambahkan, Indonesia termasuk sedikit negara yang bisa pulih dan mengatasi krisis dengan baik. Namun, Indonesia harus siap untuk menghadapi krisis berikutnya. Contohnya adalah krisis perubahan iklim.
Pemerintah, kata dia, tidak bisa hanya tinggal diam dalam mengantisipasi krisis perubahan iklim. Karena itu, di setiap krisis negara akan selalu hadir dan tentunya harus didukung oleh keuangan negara yang mumpuni sebagai instrumen utama dan pertama dalam menghadapi krisis.
“Dua hari lalu saya bertemu dengan Menteri Keuangan Singapura, ketika terjadi peralihan dari pandemi ke endemi dia mengatakan kita harus siap untuk menghadapi the next pandemi. Belajar dari pandemi kemarin, bagaimana kita semua berhadapan dengan penyakit menular,” tegas Sri Mulyani.
Belajar dari tiga krisis yang terjadi dalam perjalanan Indonesia yang Long and Winding Road, Sri Mulyani optimistis Indonesia bisa menghadapi krisis yang akan terjadi berikutnya.