Kerumunan Memicu Petaka Covid-19

Dwi Hadya Jayani
3 Maret 2021, 07:09

Salah satu penyebab terciptanya klaster penularan Covid-19 berasal dari aktivitas yang bergerombol. Ini sebabnya, masyarakat diimbau untuk menghindari melakukan kegiatan berkumpul. Apalagi jika sampai menimbulkan kerumunan.

Dikhawatirkan ketika seseorang yang hadir dalam kerumunan, turut membawa virus yang menempel di pakaian atau tubuhnya. Hal ini berpotensi menularkan ke anggota keluarga. (Analisis Data: Ketimpangan Ekonomi di Jakarta Melebar Akibat Pandemi)

Apalagi risiko penularan di dalam keluarga sangat tinggi, yakni mencapai 10 kali lipat. Terutama jika di dalam keluarga tersebut memiliki orang-orang yang rentan, seperti anak-anak atau lansia. 

Bahkan penghindaran kerumunan tetap perlu dilakukan, meskipun seseorang telah mendapatkan imunisasi. Menurut Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, Kementerian Kesehatan (Kemkes) dr Siti Nadia Tarmizi, tubuh membutuhkan waktu untuk menciptakan antibodi. Untuk itu, kata dia, meski sudah vaksinasi masyarakat tetap harus patuh menerapkan protokol kesehatan.

Berdasarkan survei yang dilakukan Satgas Penanganan Covid-19 pada 21 Februari lalu, tingkat kepatuhan warga menghindari kerumunan masih rendah. Hanya 20,9% kabupaten/ kota yang sudah menerapkan kebijakan penghindaran tersebut. Sisanya masih belum sepenuhnya mencegah terjadi kerumunan. (Analisis Data: Mengapa Kurva Covid-19 di India Cepat Melandai Daripada RI?)

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami