Mengenal Stablecoin, Ekosistem Token Kripto LUNA yang Tengah Rontok

Amelia Yesidora
19 Mei 2022, 07:55
Luna, mata uang kripto, kripto, educate me
Bloomberg

Dalam sebulan terakhir, investor kripto tengah dirundung "awan gelap", menyusul harga mata uang kripto atau cryptocurrency seperti Bitcoin atau BTC dan Terra Luna yang anjlok. Berdasarkan catatan Katadata, per Jumat (13/5), salah satu token kripto Terra Luna dengan kode perdagangan LUNA ambrol 99,98 % ke harga Rp 0,5 per koin. Harga ini merosot nyaris 100% dari harga sebelumnya, yakni Rp 1.768,27 per koin.

Penurunan nilai tukar koin LUNA juga turut mengerek turun nilai kapitalisasi pasarnya hingga 30,4 % menjadi US$ 259,02 juta atau sekitar Rp 3,8 triliun. Sebelum harga LUNA merosot, token satu ini sempat berada di peringkat ke-9 sebagai aset kripto terbesar di dunia, dengan kapitalisasi pasar US$ 27 miliar.

Fenomena turunnya harga uang kripto tersebut, mendorong para pemimpin kripto dari 15 negara mengadakan konferensi blockchain Everpoint di Bali, 6 - 7 Mei lalu. Pertemuan itu membahas kerangka peraturan terkait mata uang kripto yang mulai berubah di berbagai negara.

Tak hanya itu, para pemimpin juga membahas bagaimana teknologi blockchain dapat diselaraskan dengan prinsip environment, social, and good governance atau ESG. Salah satu mata uang kripto yang bisa dijadikan penjaga volatilitas nilai adalah stablecoin

Pengertian Stablecoin

Secara harfiah, stablecoin bisa diartikan sebagai suatu mata uang yang nilainya dipatok atau diikat dengan referensi eksternal, seperti mata uang, komoditas, atau instrumen keuangan lain. Dilansir dari Investopedia, stablecoin bertujuan untuk memberi alternatif atas volatilitas tinggi dari salah satu mata uang kripto yang paling populer, yakni Bitcoin. 

BTC dikenal sebagai mata uang digital yang menawarkan privasi dan kecepatan transaksi. Di lain, nilai tukar BTC cenderung fluktuatif sehingga menimbulkan risiko transaksi yang tinggi di pasar. Sementara itu, sebagai alat tukar yang sah, mata uang harus memiliki nilai yang relatif stabil, sehingga daya beli mata uang pun stabil. 

Di sisi lain, uang konvensional atau uang fiat yang biasa dipakai itu memiliki nilai tukar yang cenderung stabil namun harus melewati proses transaksi yang lebih lama. Untuk itu, kehadiran stablecoin diharapkan mampu mengatasi masalah volatilitas, dengan menjanjikan mata uang kripto yang stabil dengan mematok harganya pada aset seperti uang fiat dan komoditas lainnya. Berikut grafik pergerakan mata uang kripto terbesar selama setahun terakhir yang dirangkum dalam Databoks:

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...