Bappebti Ingin Perdagangan Komoditas Timah Indonesia Jadi Poros Dunia

Intan Nirmala Sari
22 Juli 2021, 17:57
Bursa bappebti
Arief Kamaludin|KATADATA
Bursa

Badan Pengawas Pedagangan Berjangka Komoditi atau Bappebti meminta Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX) Group untuk meningkatkan performa perdagangan komoditas timah. Harapannya, pasar timah Tanah Air bisa menjadi poros timah di dunia.

Kepala Bappebti Indrasari Wisnu menekankan bahwa Indonesia merupakan penghasil salah satu komoditas unggulan dunia seperti Timah. Untuk itu, peran Indonesia dalam pasar timah global menjadi hal penting dan berpotensi memberikan dampak besar bagi industri timah global.

“Kami berharap ICDX Group serta para anggotanya bisa meningkatkan performa perdagangan timah dan menjadikan pasar timah Indonesia sebagai poros timah dunia,” kata Wisnu dalam perayaan 12 tahun ICDX Group secara virtual, Kamis (22/7).

Komisaris Utama ICDX Said Aqil Siradj menyampaikan, harga komoditas timah turut terdampak pandemi dan sempat mengalami gangguan operasional akibat kebijakan penutupan atau lockdown di beberapa negara. Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya distrupsi terhadap sentimen di pasar timah.

Meskipun begitu, ICDX mampu menjaga harga timah tetap stabil di mana harganya sempat menyentuh rekor tertinggi di level US$ 34,800 per ton atau di atas harga London Metal Exchange (LME). “Angka ini jadi yang tertinggi dalam satu dekade terakhir sejak diperdagangkan ICDX pada Agustus 2013 hingga Juni 2021,” kata Said dalam kesempatan yang sama.

Aqil menyampaikan, sepanjang periode Agustus 2013 hingga Juni 2021 total ekspor timah ICDX mencapai 417.331 metrik ton setara dengan US$ 8,2 miliar atau Rp 1.188 triliun. Hal tersebut menunjukkan kalau Indonesia dapat menjadi tulang punggung pasar timah dunia. Apalagi, pasar timah diharapkan mampu memberikan kontribusi lebih bagi perekonomian Tanah Air.

Di samping itu, ICDX saat ini tengah menyoroti kondisi ekonomi hijau global. Indonesia memiliki peluang untuk menjadi salah satu sentra perdagangan karbon dan mengimplementasikan ekonomi hijau. Dengan bentang alam yang luas dan sumber daya alam, Indonesia berpotensi besar menjadi produsen karbon utama.

“Kita dikaruniai dengan kemampuan menyerap karbon besar dan menyumbangkan 75% - 80% kredit karbon dunia. Untuk itu, kredit karbon dapat menjadi komoditas sangat strategis dan berkelanjutan,” ujarnya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...