Y20 Mengajak Pemimpin G20 Memikirkan Ketimpangan Antar Bangsa

Intan Nirmala Sari
17 Juli 2022, 13:25
Marshiella Pandji, Delegasi Y20 untuk Youth Employment
Katadata

Peran pemuda dalam menyukseskan Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali pada 15 -17 November turut mengambil peranan penting. Beragam pertemuan digelar generasi muda dari 20 negara yang tergabung dalam Youth 20, untuk membahas isu-isu global, dari working group hingga menghasilkan komunike untuk direkomendasikan kepada para pemimpin G20.

Tahun ini, delegasi Y20 Indonesia memiliki empat isu prioritas: transformasi digital, ketenagakerjaan pemuda, keragaman dan inklusi, serta keberlanjutan planet dan layak huni. Delegasi Y20 Indonesia juga mengajak para pemimpin G20 untuk memikirkan cara agar ketimpangan antar negara lebih ter-address, sehingga bisa saling merangkul untuk maju. 

"Mungkin harapanku tahun ini kita bisa menghasilkan resolusi atau komunike yang lebih tangible, instruktif, lebih konkrit," kata Delegasi Y20 Indonesia, Marshiella Pandji dalam wawancara dengan Katadata.co.id beberapa waktu lalu.

Delegasi Y20 sekaligus ibu dari seorang putri tersebut, saat ini bekerja sebagai staf ahli di Kantor Kepresidenan Indonesia. Shiella sapaan akrabnya, bekerja menangani program pemerintah dan isu-isu kebijakan pembangunan manusia, khususnya perlindungan sosial. Sebagai Delegasi Y20, dia fokus mewakili isu terkait Ketenagakerjaan Pemuda.

Sebelum berkarir di kantor kepresidenan, wanita kelahiran Maret 30 tahun lalu ini sempat bekerja sebagai konsultan strategi dan urusan pemerintahan di London dan Jakarta.

Berdasarkan data Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), produktivitas tenaga kerja di Indonesia hanya US$ 13,1 per jam. Nilai tersebut menempatkan Indonesia pada urutan ke-107 dari 185 negara. Sedangkan posisi pertama adalah Luksemburg, dengan nilai produktivitas tenaga kerja mencapai US$ 128,1 per jam. 

Lalu, seperti apa lulusan Universitas Wisconsin-Madison, Amerika Serikat ini memandang kondisi dan masalah ketenagakerjaan pemuda di Indonesia saat ini? Berikut rangkuman wawancaranya:

Bagaimana kondisi ketenagakerjaan pemuda Indonesia saat ini?

Masalah ketenagakerjaan pemuda itu rentan terhadap pengangguran. Sebenarnya, tingkat pengangguran pemuda itu, globally biasanya lebih tinggi dibandingkan tingkat pengangguran usia dewasa. Pemuda memiliki kemungkinan tiga kali lebih besar menjadi pengangguran, dibandingkan orang dewasa. Di Indonesia, kondisinya tidak jauh berbeda. Melihat data BPS 2021, betul memang tingkat pengangguran terbuka pada usia muda (usia 16-30 tahun), sedikit menurun. Tapi, tingkat pengangguran terbuka (TPT) pemuda secara umum, dua kali lebih tinggi dibandingkan TPT untuk seluruh kelompok umur.

Artinya, tingkat pengangguran pemuda itu masih menjadi isu yang concerning di Indonesia, sebagaimana di negara-negara lain. Apalagi, pandemi tentu berdampak bagi pemuda yang bekerja di sektor informal, atau pekerja serabutan. Itu karena jam kerjanya berkurang, atau pendapatannya berkurang. Tidak boleh lupa, pemuda itu usia masih sekolah dan banyak juga yang terdampak (pandemi). Dengan mereka tidak bisa pergi sekolah, ada yang namanya learning lostSo, bisa dibayangkan kita berangkat dari keadaan yang sebenarnya tidak ideal, ditambah lagi efek pandemi, sehingga semakin membawa dampak negatif.

Selain masalah pengangguran, masalah ketidakstabilan kerja juga menjadi penting. Sehingga, peran perlindungan sosial atau istilahnya social protection menjadi penting. Ini salah satu sub tema yang diangkat KTT Y20 tahun ini. Untuk track ketenagakerjaan pemuda, kita bahas bagaimana memberikan perlindungan sosial yang tepat bagi pemuda yang pekerjaannya tidak tetap, atau low paying, low quality, unstable jobs.

Sebetulnya perlindungan sosial untuk kaum muda belum ideal. Ada program seperti cash transfer untuk anak usia sekolah, namun pemuda yang bertransisi dari dunia sekolah ke dunia kerja, atau mereka yang bekerja di sektor informal belum banyak perhatian. Jadi, saya pikir ini menjadi salah satu isu yang kita dorong, untuk bisa diperhatikan oleh para pemimpin.

Sejauh apa gap kondisi Indonesia dengan negara lain?

Sebenarnya agak sulit ngomong benchmark seperti apa, dan membandingkan dengan negara lain, karena saat ini tentu semua negara terdampak pandemi, jadi baseline-nya semua jadi berubah. Jadi kalau pandangan saya, yang perlu di highlight bahwa Indonesia punya perspektif negara berkembang yang kemudian perlu disuarakan di KTT G20. 

Untuk negara berkembang seperti Indonesia, tantangannya menjadi double, karena kita berangkat dari titik yang tidak sama dengan banyak negara-negara maju lainnya, yang mungkin baseline educational attainment lebih baik untuk pemuda-pemuda di negara luar. Atau mereka sudah memiliki sistem perlindungan sosial yang lebih mapan dan sebagainya.

Tentu, untuk negara Indonesia yang belum semapan itu, jadi lebih banyak step yang harus kita kejar, untuk bisa kemudian memberikan perlindungan dan kesempatan kerja yang mumpuni bagi pemuda.

Apa baseline pendidikan jadi tantangan terdekat saat ini, atau ada tantangan yang lebih urgent?

Kalau soal pendidikan adalah tantangan yang paling mendasar dan will always be there, maksudnya itu adalah sesuatu yang harus kita address dalam jangka waktu panjang, enggak mungkin kita bikin kebijakan atau policy action dan langsung ada dampaknya hari ini.

Jadi itu sesuatu yang akan ada dan selalu harus di address. Tapi mungkin yang lebih di depan mata atau quick will, sesuatu yang bisa lebih kita upayakan untuk melakukan perubahan, yaitu program-program atau kebijakan-kebijakan yang sifatnya untuk merespons, memitigasi dan untuk meng-address risiko, kerentanan yang kemudian dihadapi pemuda.

Sebenarnya pandemi blessing in disguise, karena ini menjadi sesuatu momentum yang membuat kita harus merubah mindset, harus memikirkan cara-cara inovatif, bagaimana caranya bisa meng-address dampak pandemi tersebut, terhadap kondisi pemuda.

Jadi ini sebenarnya kesempatan untuk regulator di dunia untuk kemudian prefing or perfick their social protection system, social protection policy, including Indonesia. Dan sebenarnya, untuk pemerintah sendiri, saat ini kita sudah on the right track, karena saat ini kita sedang menggodok reformasi perlindungan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Saya pikir ini jadi momentum yang baik dan harus kita kejar terus untuk bisa kejadian.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...