Menilik Cerita Rakyat Batu Menangis yang Penuh Pesan Moral

Destiara Anggita Putri
10 Mei 2023, 14:39
Cerita Rakyat Batu Menangis
Orami
Ilustrasi, cerita rakyat Batu Menangis.

Ibunya yang sudah tua, memiliki kondisi yang teramat sangat jauh berbeda dengan putrinya. Sembari membawa keranjang belanjaan, ibunya berpakaian sangat dekil dan kucel.

Meskipun mereka berjalan berdampingan, tetapi tidak ada yang menyadari bahwa mereka berdua adalah ibu dan juga anak. Hal itu karena perbedaan yang sangat jauh dan mencolok serta mereka berasal dari daerah yang terpencil.

Setibanya di desa, benar saja semua orang tak berhenti memandangi gadis itu. Para pemuda juga dibuat terpesona dengan kecantikan gadis itu. Seolah tak pernah puas, para pemuda tak mampu dan tak berani mengalihkan pandangannya terhadap anak gadis itu barang sedetikpun.

Namun, dengan kehadiran ibunya yang berpakaian dekil dan kucel semua orang bertanya-tanya siapa gerangan perempuan yang mengikuti gadis cantik tersebut.

Salah satu dari mereka pun bertanya siapa orang yang berjalan di belakang Darmi.  Dengan sombongnya, Darmi berkata bahwa ibunya adalah seorang pembantu.

Setiap orang yang bertanya, Darmi akan menjawab bahwa orang yang di belakangnya itu adalah pembantunya. Sang ibu hanya bisa menahan diri dan menangis dalam hati.

Cerita Rakyat Batu Menangis
Cerita Rakyat Batu Menangis (Youtube.com/ Dongeng Kita)

Begitulah setiap gadis itu bertemu dengan seseorang di sepanjang jalannya yang menanyakan perihal ibunya, selalu jawabannya seperti itu. Ibunya diperlakukan sebagai pembantu ataupun budaknya.

Pada awalnya mendengar jawaban putrinya yang durhaka apabila ditanya orang, si ibu masih bisa menahan diri. Tetapi setelah berulang kali didengarnya jawabannya masih tetap sama dan yang sangat menyakitkan hati, pada akhirnya si ibu yang malang itu tak bisa menahan diri lalu ia berdoa.

“Ya Tuhan, hamba sudah tidak kuat menahan hinaan ini. Anak kandung hamba dengan teganya memperlakukan diri hamba sedemikian rupa. Ya, Tuhan hukumlah anakku yang durhaka ini ! Hukumlah dia….”

Atas kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, tak lama setelah ibu berdoa, langit menjadi mendung, petir datang dan mulai turun hujan. Perlahan-lahan tubuh Darmi mulai membatu. Dimulai dari kaki yang tidak bisa digerakkan lalu seluruh tubuhnya yang berubah menjadi batu.

Darmi menangis ketakutan dan memohon ampun pada ibunya. Namun Ibunya tidak dapat berbuat apa apa lagi.

Setelah Darmi berubah menjadi batu, langit kembali menjadi cerah dan terang seperti sedia kala. Darmi yang sudah berubah menjadi batu, di letakkan ke pinggir jalan dan disandarkan ke tebing. Karena masyarakat mengetahui kejadian itu, batu tersebut pun menjadi legenda dan dijuluki batu menangis.

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...