Memahami Penyebab Tsunami dari Berbagai Faktor
Tsunami adalah gelombang pada suatu perairan yang disebabkan oleh perpindahan air dalam jumlah yang sangat besar, biasanya terjadi di danau besar atau laut.
Tsunami dapat disebabkan oleh bermacam-macam faktor. Beberapa di antaranya adalah gempa bumi, letusan gunung berapi, ledakan yang terjadi di bawah air (ledakan, longsoran tanah di bawah air, pembentukan gletser, dampak meteorit).
Selain itu, ada juga sederet penyebab tsunami lainnya, perbedaan tsunami dan gelombang air laut, serta dampak tsunami. Pembahasan mengenai tsunami yang lebih lengkap, bisa kita simak dalam uraian berikut.
Perbedaan Tsunami dan Gelombang Air Laut
Tsunami tidak sama dengan gelombang air laut pada umumnya. Secara umum, gelombang air laut disebabkan oleh hembusan angin atau peristiwa yang menyebabkan pasang surutnya air seperti gravitasi bulan dan matahari.
Gelombang tsunami berbeda dengan arus bawah laut atau gelombang laut lain pada umumnya. Perbedaannya terletak pada panjang gelombangnya jauh lebih panjang.
Gejala tsunami pada awalnya menyerupai air pasang yang naik dengan cepat. Berdasarkan fakta tersebut, gelombang tsunami sering disebut sebagai gelombang pasang.
Namun, beberapa komunitas ilmiah memandang istilah ini dirasa kurang tepat karena memberikan kesan yang kurang tepat mengenai hubungan sebab akibat antara pasang-surut air dan tsunami.
Gelombang tsunami biasanya terdiri dari beberapa rangkaian gelombang yang berurutan hingga sering disebut dengan ‘kereta gelombang’.
Ketinggian dari gelombang tsunami dapat mencapai puluhan meter. Dampak dari tsunami terbatas pada wilayah pesisir, akan tetapi kekuatan destruktifnya sangat besar dan dapat berdampak pada cekungan lautan.
Penyebab Tsunami
Tsunami yang merupakan bencana alam ini dapat disebabkan oleh beberapa hal. Berikut beberapa kejadian yang menjadi penyebab munculnya gelombang tsunami.
1. Pergeseran Lempeng
Tsunami dapat muncul ketika dasar laut mengalami perubahan bentuk secara tiba-tiba dan terjadinya pergeseran air di atasnya secara vertikal. Gempa bumi tektonik adalah jenis gempa yang berhubungan dengan deformasi kerak bumi; ketika gempa bumi bawah laut terjadi, air yang berada di atas area yang terjadi gempa yang mengalami deformasi akan berpindah dari posisi setimbang.
Pada beberapa kejadian, gelombang tsunami terjadi ketika patahan dorong yang berhubungan dengan batas lempeng bergerak secara tiba-tiba. Dorongan tersebut menyebabkan terjadinya perpindahan air karena adanya pergerakan vertikal.
Pergerakan pada sesar normal juga dapat menjadi penyebab perpindahan dasar laut. Akan tetapi, hal ini hanya terjadi pada pergerakan yang sangat besar.
2. Tanah Longsor
Tanah longsor yang terjadi di bawah laut dapat menimbulkan gelombang tsunami. Hal ini disebabkan air yang dalam jumlah besar berpindah dengan cepat dan energi yang muncul memiliki kecepatan yang lebih tinggi daripada energi yang dapat diserap oleh air.
Para ahli geologi berpendapat bahwa tanah longsor besar berasal dari pulau-pulau vulkanik, seperti Cumbre Vieja di La Palma di Kepulauan Canary, yang diperkirakan dapat menimbulkan tsunami raksasa yang dapat melintasi lautan.
Secara umum, tanah longsor menimbulkan perpindahan terutama di bagian dangkal garis pantai, dan terdapat dugaan mengenai sifat tanah longsor besar yang masuk ke dalam perairan. Hal ini terbukti berdampak pada air di teluk dan danau yang tertutup. Namun tanah longsor yang cukup besar hingga menyebabkan tsunami lintas samudera.
3. Letusan Gunung Berapi
Letusan gunung berapi dapat menjadi faktor terjadinya gelombang tsunami akibat terendamnya aliran piroklastik, runtuhnya kaldera, atau ledakan bawah air. Tsunami bisa dipicu oleh sejumlah letusan gunung berapi.
Letusan gunung berapi dapat menimbulkan getaran yang sangat besar dan menimbulkan air menjadi naik secara vertikal. Kejadian tersebut biasanya terjadi pada gunung berapi yang terletak di laut atau dekat dengan laut.
4. Meteorologi
Beberapa kondisi meteorologi, terutama perubahan tekanan barometrik yang cepat, seperti yang terlihat melalui suatu front. Front dapat diartikan sebagai wilayah transisi tempat bertemunya dua massa udara dengan karakteristik yang berbeda.
Perubahan itu dapat menggerakkan masa udara sehingga menyebabkan rangkaian gelombang. Kejadian ini sebanding dengan seismik tsunami, tetapi biasanya dengan energi yang lebih rendah.
Pada dasarnya, gempa-gempa tersebut secara dinamis setara dengan tsunami seismik. Akan tetapi terdapat perbedaan di antara keduanya, yakni meteotsunami yang tidak mempunyai jangkauan transoseanik, seperti tsunami seismik yang signifikan dan kekuatan yang menggeser udara berlangsung dalam jangka waktu tertentu.
Meskipun energinya lebih rendah, garis pantai di mana gelombang tersebut dapat diperkuat oleh resonansi, gelombang tersebut terkadang cukup kuat untuk menyebabkan kerusakan lokal dan berpotensi menimbulkan korban jiwa.
5. Aktivitas Manusia
Tsunami buatan manusia contohnya adalah ledakan yang disebabkan oleh aktivitas manusia yang berdampak adanya tsunami.
Demikian penjelasan mengenai perbedaan tsunami dengan gelombang air laut beserta penyebab tsunami. Selanjutnya dapat diketahui faktor penyebab tsunami dapat berupa faktor alam maupun hasil atau dampak dari tindakan manusia.