Cerita Rakyat Situ Bagendit dan Pesan Moralnya

Anggi Mardiana
30 Januari 2024, 22:13
Cerita Rakyat Situ Bagendit
Unsplash
Cerita Rakyat Situ Bagendit

Di tengah keseruan pesta yang diadakan oleh Nyai Endit, dari kejauhan datang seorang pengemis tua. Ia mengenakan pakaian compang-camping dan celana yang lusuh, berjalan membungkuk-bungkuk melewati rumah penduduk dengan tatapan iba hingga akhirnya bertemu dengan Nyai Endit di rumahnya.

Tanpa diduga, pengemis tua itu tiba-tiba berbicara, "Nyai, tolong beri hamba makanan sedikit saja, hamba lapar sudah beberapa hari belum makan." Melihat pengemis itu, Nyai Endit merasa terganggu dan segera memanggil penjaga untuk mengusirnya dari rumahnya.

"Pergilah kau dari rumahku, pengemis kotor! Tidak lihat ya kamu aku sedang berpesta? Kamu mengacaukan semua kegembiraanku dengan baumu itu," teriak Nyai Endit dengan penuh kekesalan. Tidak berselang lama, para penjaga datang dan memaksa pengemis tua itu untuk segera pergi, meninggalkan rumah Nyai Endit dengan perasaan sedih yang mendalam.

4. Tiba-tiba Munculah Keanehan di Hari Berikutnya

Waktu berganti dan Nyai Endit masih merasa tidak nyaman setelah kehadiran pengemis lusuh di pesta kemarin. Saat keluar rumah, ia menemukan hal yang aneh, sebuah tongkat tertancap di tanah di sebuah jalan desa.

Tidak ada yang tahu mengapa tongkat itu ada di sana dan anehnya, tidak seorang pun berhasil mencabutnya, meskipun banyak warga mencoba menariknya bersama-sama. Penasaran, Nyai Endit mendekati kerumunan warga yang berusaha mencabut tongkat tersebut.

Ternyata, pengemis yang sebelumnya diusir oleh Nyai Endit muncul kembali. Melihatnya, Nyai Endit geram dan berkata, "Rupanya kau kembali, pengemis tua. Jangan-jangan tongkat aneh yang tertancap di tanah ini akibat ulahmu.

Cabut dan segera pergi dari sini!" Pengemis tua itu mematuhi permintaan Nyai Endit dan berhasil menarik keluar tongkat tersebut, menimbulkan keheranan di kalangan warga karena sebelumnya tidak ada yang bisa melakukannya.

Namun, setelah tongkat dicabut, tiba-tiba air mengalir dari tempat tersebut. Air semakin lama semakin deras dan tinggi, memenuhi daerah tersebut. Penduduk desa yang takut tenggelam bergegas menyelamatkan diri, mengungsi ke tempat yang lebih aman. Nyai Endit, berbeda dengan penduduk lainnya, tidak ingin melepaskan hartanya. Meskipun air semakin tinggi, Nyai Endit tetap bertahan di rumahnya yang penuh harta dan perhiasan.

Akhirnya, Nyai Endit tenggelam bersama dengan rumah dan harta bendanya. Tempat tersebut berubah menjadi danau yang dinamakan Situ Bagendit, diambil dari nama Nyai Endit. Legenda menyebutkan bahwa orang-orang melihat lintah sebesar kasur di dasar danau, diyakini sebagai penjelmaan sosok Nyai Endit yang tidak berhasil lolos dari jebakan air.

Pesan Moral Cerita Rakyat Situ Bagendit

Pesan moral cerita rakyat Situ Bagendit, tidak seharusnya meniru sifat Nyai Endit yang kikir dan pelit terhadap sesamanya. Perilaku jahatnya hanya membawanya kepada nasib yang buruk. Sebagai manusia, kita dianjurkan untuk saling mengasihi, menghormati dan membantu sesama, terutama mereka yang sedang mengalami kesulitan.

Saat-saat seperti ini, bisa mencoba menolong teman-teman atau anggota keluarga yang membutuhkan bantuan. Penting juga untuk mengajarkan pada anak tentang pentingnya berbagi. Misalnya, dengan berbagi kue yang dimilikinya kepada saudaranya atau meminjamkan mainannya kepada adik.

Tindakan ini tidak akan membuatnya kehilangan, malah akan memberikan kebahagiaan saat berhasil melakukan perbuatan baik. Memberikan bantuan dan berbagi merupakan cara yang baik untuk membentuk karakter positif pada anak.

Halaman:
Editor: Safrezi
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...