Johnson & Johnson Klaim Dosis Kedua 94% Efektif Melawan Covid-19

Cahya Puteri Abdi Rabbi
22 September 2021, 11:36
Covid-19, Johnson&Johnson, vaksin
ANTARA FOTO/Biro Pers dan Media Setpres/Agus Suparto/Handout/wsj.
Sejumlah santri duduk menunggu giliran untuk mendapatkan suntikan vaksin COVID-19 saat Presiden Joko Widodo meninjau proses Vaksinasi COVID-19 untuk para santri di Pondok Pesantren Istiqamatuddin Darul Mu'arrif, Desa Lambro Bileu, Kecamatan Kuto Baru, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Kamis (16/9/2021). ANTARA FOTO/Biro Pers dan Media Setpres/Agus Suparto/Handout/wsj.

Produsen vaksin Covid-19 Johnson & Johnson (J&J) mengklaim vaksin dosis kedua mereka terbukti 94% bekerja efektif untuk pasien dengan gejala ringan hingga parah. Booster vaksin J&J juga terbukti menaikkan antobodi hingga enam kali lipat.

Efektivitas itu diperoleh dengan melakukan uji coba dosis kedua fase III terhadap 30.000 orang  yang diberikan 56 hari setelah suntikan dosis pertama pada orang dewasa berusia 18 tahun ke atas.

 J&J mengatakan, booster yang diberikan dua bulan setelah dosis pertama meningkatkan kadar antibodi empat hingga enam kali lipat.

Ketika diberikan enam bulan setelah dosis pertama, tingkat antibodi meningkat dua belas kali lipat. Efek samping  pada suntikan  dosis kedua terlihat tidak berbeda jauh dengan vaksin dosis tunggal.

 "Vaksin sekali pakai kami menghasilkan respons kekebalan yang kuat dan memori kekebalan yang tahan lama. Dan, ketika booster diberikan, maka kekuatan perlindungan terhadap Covid-19 semakin meningkat," kata Dr. Paul Stoffels, kepala ilmuwan J&J dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters, Rabu (22/9).

Sebelumnya, J&J mempublikasikan data yang menunjukan bahwa vaksin dosis tunggal mereka menghasilkan perlindungan sampai delapan bulan.

 Data terbaru mengenai keefektifan dosis kedua akan membantu J&J dalam menyampaikan pendapatnya kepada regulator Amerika Serikat terkait dosis penguat atau booster.  Kendati demikian, J&J menekankan vaksin sekali suntik mereka tetap efektif untuk meredakan pandemi global.

 Klaim J&J merupakan jawaban dari kekhawatiran Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Sebelumnya, Biden mendorong dilakukannya suntikan penguat (booster) dalam menghadapi lonjakan pasien rawat inap yang disebabkan oleh varian Delta.

Halaman:
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi
Editor: Maesaroh

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...