Harga Telur-Minyak Goreng Terus Naik, BI Ramal Inflasi November 0,25%

Image title
Oleh Abdul Azis Said
12 November 2021, 20:41
inflasi, minyak goreng, telur
ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi/Lmo/hp.
Pedagang menyusun minyak goreng curah yang telah dibungkus di pasar raya Padang, Sumatera Barat, Rabu (10/11/2021). Pedagang mengatakan harga minyak goreng curah mengalami kenaikan yang cukup tinggi dari harga Rp13.000 menjadi Rp18.000 per kilogram akibat kurangnya pasokan.

Bank Indonesia memperkirakan Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan November akan naik sehingga mendorong terjadinya inflasi sebesar 0,25% secara month-to-month (mtm).

Inflasi didorong kenaikan harga telur ayam ras dan minyak goreng.

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono memperkirakan inflasi tahun kalender sebesar 1,18% dan inflasi tahunan sebesar 1,63%.

Sebagai catatan, pada Oktober terjadi inflasi sebesar 0,12% (mtm) dan 1,66% secara tahunan.

"Berdasarkan survei pemantauan harga pada minggu kedua November 2021, perkembangan harga pada bulan ini tetap terkendali dan diperkirakan inflasi sebesar 0,25% secara mtm," tulis Erwin dalam keterangan resminya, Jumat (12/11).

 Adapun komoditas yang akan mendorong inflasi terutama pada telur ayam ras sebesar 0,06% secara mtm.

Minyak goreng akan inflasi sebesar 0,05%, cabai merah sebesar 0,04%, daging ayam ras sebesar 0,02%, sabun detergen bubuk, emas perhiasan dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01%.

Berdasarkan data infopangan.jakarta.go.id, harga telur ayam ras terpantau naik 26% dalam sebulan menjadi Rp 25.096 per Kg hari ini.

Harga minyak goreng juga naik 16% menjadi Rp 18.711 per Kg pada hari ini.

Harga cabai merah keriting melonjak 29% dalam sebulan menjadi Rp 45.298 per Kg. Cabai merah besar juga naik sekalipun lebih kecil sebesar 2% menjadi Rp 39.000 per Kg.

 Di samping itu, Bank Indonesia memperkirakan beberapa komoditas juga akan mencatat deflasi.

Adapun yang turun antara lain tomat, bawang merah dan cabai rawit masing-masing 0,01%.

Harga tomat buah jatuh 31% dalam sebulan menjadi Rp 12.202 per Kg pada hari ini. Penurunan juga terjadi pada bawang merah sebesar 7% menjadi Rp 29.477 per Kg.

Semua jenis cabai rawit juga mencatat penurunan. Cabai rawit merah turun 7% menjadi Rp 30.574 per Kg.

Cabai rawit hijau turun lebih dalam sebesar 11% menjadi Rp 28.979 per Kg hari ini.

Dengan berbagai kondisi perubahan harga komoditas tersebut, BI memproyeksi inflasi bulan ini lebih kuat dibandingkan kenaikan harga-harga bulan lalu sebesar 0,12% secara bulanan.

Tren kenaikan inflasi sebenarnya sudah dimulai Juli setelah deflasi dalam 0,16% pada Juni 2021.

Hanya saja kenaikan tertahan setelah deflasi 0,04% pada September, tetapi berhasil berbalik bulan lalu.

Tren kenaikan kemungkinan berlanjut menuju akhir tahun seiring adanya momentum Hari Raya Natal dan Tahun Baru (Nataru).

 Inflasi bulan lalu terutama didorong oleh kenaikan hara pada kelompok transportasi sebesar 0,33%, dengan andil 0,04% terhadap pembentukan inflasi Oktober 2021.

Penyebab utamanya karena kenaikan harga tiket angkutan udara.

Selain itu, inflasi tinggi juga pada kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,10% dan memberi andil 0,03%.

Inflasi terutama disumbangkan oleh kenaikan harga cabai merah dan minyak goreng dengan andil 0,05% terhadap inflasi kelompok tersebut.

Berdasarkan komponennya, inflasi pada harga bergejolak sebesar 0,07% dengan andil 0,01%.

Komponen harga diatur pemerintah tercatat inflasi 0,33% dengan andil 0,06%. Sedangkan komponen inti tercatat inflasi 0,07% dengan andil 0,05%.

Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Maesaroh

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...