Harga Telur-Minyak Goreng Terus Naik, BI Ramal Inflasi November 0,25%
Bank Indonesia memperkirakan Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan November akan naik sehingga mendorong terjadinya inflasi sebesar 0,25% secara month-to-month (mtm).
Inflasi didorong kenaikan harga telur ayam ras dan minyak goreng.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono memperkirakan inflasi tahun kalender sebesar 1,18% dan inflasi tahunan sebesar 1,63%.
Sebagai catatan, pada Oktober terjadi inflasi sebesar 0,12% (mtm) dan 1,66% secara tahunan.
"Berdasarkan survei pemantauan harga pada minggu kedua November 2021, perkembangan harga pada bulan ini tetap terkendali dan diperkirakan inflasi sebesar 0,25% secara mtm," tulis Erwin dalam keterangan resminya, Jumat (12/11).
Adapun komoditas yang akan mendorong inflasi terutama pada telur ayam ras sebesar 0,06% secara mtm.
Minyak goreng akan inflasi sebesar 0,05%, cabai merah sebesar 0,04%, daging ayam ras sebesar 0,02%, sabun detergen bubuk, emas perhiasan dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01%.
Berdasarkan data infopangan.jakarta.go.id, harga telur ayam ras terpantau naik 26% dalam sebulan menjadi Rp 25.096 per Kg hari ini.
Harga minyak goreng juga naik 16% menjadi Rp 18.711 per Kg pada hari ini.
Harga cabai merah keriting melonjak 29% dalam sebulan menjadi Rp 45.298 per Kg. Cabai merah besar juga naik sekalipun lebih kecil sebesar 2% menjadi Rp 39.000 per Kg.
Di samping itu, Bank Indonesia memperkirakan beberapa komoditas juga akan mencatat deflasi.
Adapun yang turun antara lain tomat, bawang merah dan cabai rawit masing-masing 0,01%.
Harga tomat buah jatuh 31% dalam sebulan menjadi Rp 12.202 per Kg pada hari ini. Penurunan juga terjadi pada bawang merah sebesar 7% menjadi Rp 29.477 per Kg.