IHSG Ditutup Naik 2,5%, tapi Investor Asing Lepas Saham Rp 2,2 T
Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan terkahir di pekan ini, Jumat (11/9) ditutup meroket hingga 2,56%, kembali ke level 5.016,71. Padahal, kemarin indeks pasar saham Tanah Air, ditutup anjlok 5,01% di level 4.891,46, bahkan perdagangan bursa sempat dihentikan sementara pada sesi perdagangan pertama.
Pada perdagangan hari ini, sebenarnya IHSG dibuka lebih rendah 2,79% dari penutupan perdagangan hari sebelumnya, menyentuh level 4.754,79. Namun, perlahan-lahan indeks kembali bangkit sekitar pukul 10.40 WIB, sehingga pada sesi pertama ditutup di zona hijau dengan menguat 1,28% di level 4.954,28.
Analis Binaartha Sekuritas M. Nafa Aji Gusta Utama mengatakan IHSG hari ini bisa bangkit karena faktor kondisi dalam negeri yang cenderung kondusif setelah pengumuman Pemprov DKI Jakarta yang kembali menerapkan PSBB. Kebijakan tersebut, bakal diterapkan mulai Senin 14 September 2020.
"Di sisi lain, market lebih mengapresiasi berbagai kebijakan stimulus serta adanya optimisme perkembangan penelitian vaksin Covid-19 secara global. Dengan demikian, pelaku pasar melakukan aksi akumulasi beli," katanya kepada Katadata.co.id, Jumat (11/9).
Berdasarkan data RTI Infokom, sepanjang perdagangan hari ini, investor tercatat melakukan transaksi sebanyak 14,23 miliar unit saham dengan nilai yang mencapai Rp 14 triliun. Pendorong utama penguatan indeks berasal dari 299 saham yang ditutup menguat, sedangkan 158 saham lainnya ditutup turun, dan 119 saham lainnya tidak mengalami perubahan harga.
Meski begitu, investor asing pada perdagangan hari ini melakukan penjualan besar-besaran atas portofolio sahamnya. Tercatat, nilai jual bersih (net sell) asing hari ini mencapai Rp 2,26 triliun di seluruh pasar, baik reguler maupun negosiasi dan tunai.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai kaburnya investor asing dari pasar modal dalam negeri hari ini karena penerapan PSBB yang tidak jelas. Apalagi ada kabar PSBB di wilayah Ibu Kota Negara ini akan direvisi. "Akhirnya yang optimistis malah investor lokal. Sedangkan investor asing melepas saham karena tidak suka dengan ketidakpastian ini," kata William.
Investor asing melakukan penjualan paling besar pada saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan nilai net sell mencapai Rp 1,14 triliun. Namun, saham bank swasta terbesar di Indonesia ini mampu ditutup menguat 1,64% menjadi Rp 29.525 per saham.
Saham bank lainnya ternyata juga dilepas oleh asing. Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dijual asing dengan nilai net sell Rp 387,53 miliar dan saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) juga dilepas asing senilai Rp 181,76 miliar. Namun saham keduanya ditutup naik, BBRI naik 2,2% di Rp 3.250 per saham dan BMRI naik 1,86% di Rp 5.475 per saham.
Seluruh sektor di pasar modal, berhasil ditutup menguat. Berdasarkan data Stockbit, kenaikan paling besar berasal dari sektor consumer goods sebesar 3,94%. Saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang tergabung dalam sektor ini mampu naik 4,08% di Rp 8.300 per saham.
Saham perusahaan rokok PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) juga naik hingga 4,93% ke Rp 1.595 per saham. Saham perusahaan pesaingnya, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) juga ditutup menguat 3,94% menjadi Rp 44.175 per saham.
Saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) yang masuk dalam sektor konsumer, menyumbang kenaikan sebesar 2,76% menjadi Rp 10.250 per saham. Induknya, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) juga masuk di zona hijau dengan penguatan 4,48% di harga Rp 7.575 per saham.
Saham-saham di sektor properti juga menjadi penopang penguatan IHSG hari ini, dengan kenaikan 3,65%. Hal tersebut disebabkan oleh kenaikan saham PT Pollux Properti Indonesia Tbk (POLL) yang meroket hingga 19,82% menjadi Rp 6.650 dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) juga naik 3,01% menjadi Rp 685 per saham.
Padahal, saham-saham properti pengelola pusat perbelanjaan, kompak ditutup di zona merah. Seperti saham PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) yang mengelola mall Gandaria City, sahamnya turun 1,68% di Rp 350 per saham. Lalu, saham PT Ciputra Developtment Tbk (CTRA) juga mengalami koreksi 0,75% di Rp 660 per saham.
Selain itu, saham pengelola mall PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) juga mesti ditutup turun hingga 2,42% menjadi harga Rp 121 per saham. Saham PT Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN) juga ditutup anjlok 4,4% menyentuh harga Rp 2.390 per saham.