Laju Vaksinasi Covid-19 Diturunkan Sambil Menunggu Pasokan

Image title
25 April 2021, 09:30
Wawancara Menkes Budi Gunadi Sadikin
Katadata | Joshua Siringoringo
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin

Pemerintah mulai memperlambat laju program vaksinasi virus corona (Covid-19) menjadi 300 ribuan dosis per hari. Padahal, dalam sepekan terakhir, program ini sudah mampu menjangkau 500 ribu vaksin dalam satu hari.

Pengurangan laju vaksinasi ini dilakukan karena jumlah ketersediaan vaksin di Indonesia berkurang. Sebagai negara yang belum bisa memproduksi vaksin Covid-19, Indonesia harus bergantung pada suplai vaksin dari negara lain.

Masalahnya, kasus positif covid-19, terutama di negara-negara produsen, seperti India dan Amerika melonjak drastis, ditambah lagi varian baru hasil mutasi virus yang tingkat penyebarannya lebih cepat.

Hal ini membuat negara-negara produsen tersebut memprioritaskan vaksinnya untuk kebutuhan dalam negeri dan membatasi hingga tidak lagi mengekspor. Akibatnya, pasokan vaksin ke sejumlah negara berkurang, termasuk Indonesia.

Rencana awalnya Indonesia memiliki ketersediaan vaksin pada Maret dan April sebanyak 30 juta dosis, makanya laju vaksinasi bisa ditargetkan 500 ribu dosis per hari. “Nah, kalau sekarang suplainya cuma 5 juta, dalam 10 hari bisa abis,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam wawancara khusus dengan Pemimpin Redaksi Katadata.co.id, Yura Syahrul, beberapa waktu lalu.

Dalam kesempatan wawancara ini, Budi juga mengungkapkan pemerintah telah menyiapkan beberapa strategi terkait upaya pemerintah mengatasi keterbatasan pasokan vaksin dan bagaimana program vaksinasi di Indonesia. Berikut kutipan wawancaranya:

Sejauh mana progres vaksinasi?

Ada 10 juta suntikan dicapai pekan yang lalu, per hari ini sudah mencapai 16 juta dosis. Progres vaksinasi bisa cepat karena sepekan terakhir 500 ribu per hari. Jadi, dalam seminggu itu bisa tiga juta suntikan. Angka ini membuat Indonesia berada di posisi nomor empat dunia dari negara-negara yang tidak memproduksi vaksin.

 Sampai berapa lama untuk bisa mencapai target?

Masalah utama vaksinasi ini bukan kecepatan vaksinasi atau kemampuan vaksinasi, tapi berapa banyak jumlah vaksin yang kita miliki.

Kecepatan vaksinasi se-Indonesia sekarang 500 ribu per hari, tapi vaksinnya cuma punya 1 juta dosis. Indonesia dari target program vaksinasi 181,5 juta orang, kami suntik dua kali, jadi 363 juta vaksin. Masalahnya, sekarang kemampuan kita hanya bisa satu juta dosis.

Itu isu yang dihadapi semua negara yang tidak bisa memproduksi vaksinnya sendiri. Hanya ada lima negara di dunia yang bisa memproduksi sendiri, Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Cina dan India.

Apa yang membuat pasokan vaksin Indonesia minim?

Masalahnya adalah distribusi, artinya ketersediaan vaksin sampai bulan Juni. Kalau sesuai jadwal mungkin sekitar 90 juta yang bisa kita terima. Tapi kenyataannya, baru berjalan Januari Februari-Maret sudah ada gangguan suplai dari India, yakni produksi AstraZeneca terganggu.

Apa masalahnya?

Semua negara jadi saling mengunci. India tidak mau ekspor. Eropa dan Amerika juga mengunci bahan bakunya. Terjadi kompleksitas yang sangat tinggi pada suplai vaksin dunia. Ini membuat kami menurunkan laju vaksinasi, yang tadinya sudah 500 ribu per hari, sekarang kami turunkan sekitar 300 ribuan sambil menunggu kepastian suplai.

Ada kemungkinan program vaksinasi berhenti?

Sebenarnya kita beruntung memiliki empat suplai vaksin. Ada Sinovac dari Cina, AstraZeneca dari Inggris yang merupakan perusahaan Kanada-Amerika, Biontech Pfizer itu perusahaan dari Jerman startup-nya yang kemudian bekerja sama. Sehingga kalau satu negara tutup kita masih punya negara yang lain.

Bayangkan kalau satu negara vaksinnya cuma dua, kebanyakan di Eropa itu AstraZeneca dan Pfizer, kalau satu hilang atau tertunda kan 50% dari ketersediaan vaksinnya terganggu. Sekarang masalah negara-negara di seluruh dunia adalah ketersediaan vaksinnya.

Pasokan vaksin lain selain AstraZeneca?

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...