Lebih Ekonomis, Freeport Pilih Bangun Smelter di Weda Bay, Halmahera

Image title
7 Desember 2020, 18:49
Area pengolahan mineral PT Freeport Indonesia di Tembagapura, Papua.
ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Ilustrasi. PT Freeport Indonesia berpendapat pembangunan smelter tembaga di Kawasan Industri Weda Bay, Halmahera, Maluku, lebih ekonomis daripada di Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur.

Pemerintah membuka dua opsi lokasi pabrik pemurnian atau smelter tembaga PT Freeport Indonesia. Pertama, di Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur dengan nilai investasi US$ 3 miliar atau sekitar Rp 42 triliun.

Kedua, di Kawasan Industri Weda Bay, Halmahera, Maluku. Freeport dapat menggandeng perusahaan smelter di sana Tsingshan Steel asal Tiongkok untuk membangun smelter tersebut. Nilai proyeknya pun turun menjadi US$ 1,8 miliar atau sekitar Rp 25,5 triliun. 

Advertisement

Direktur Utama Freeport Indonesia Tony Wenas mengatakan perusahaan bakal memilih opsi yang paling ekonomis. “Kami tentu lebih prefer ke Halmahera,” katanya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, Senin (7/12). 

Freeport masih menanti keputusan pemerintah soal ini. Sampai sekarang belum ada kesepakatan resmi, tapi pembicaraanya terus berlangsung. “Berapa kapasitas, bagaimana jadwal pembangunannya, masih terus dalam pembicaraan. Belum ada kesepakatan,” ujar Tony. 

Direktur Utama Indonesia Asahan Aluminum atau MIND ID Orias Petrus Moedak pun mendukung rencana Freeport menggandeng Tsingshan Steel. Dengan syarat, biaya pembangunannya lebih kecil dibandingkan hitungan awal.

Pasalnya, dari investasi sebesar US$ 3 miliar untuk membangun smelter di Gresik, MIND ID selaku induk usaha harus menanggung beban US$ 1,2 miliar hingga US$ 1,5 miliar. “Jadi, kami mendukung (smelter di Halmahera). Tapi saat ini semua masih dalam tahap awal pembicaraan,” kata Orias. 

Rencana ini juga sebelumnya mendapat dukungan dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, dalam wawancaranya dengan Asia Times, mengatakan kesepakatannya akan ditandatangani sebelum Maret 2021.

Sebagaimana diketahui, Tsingshan telah setuju akan menyelesaikan smelter itu dalam waktu 18 bulan. Juru bicara Freeport Indonesia Riza Pratama sebelumnya mengatakan kerja sama ini merupakan inisiatif pemerintah.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement