Rencana Pertamina Genjot Energi Bersih dengan Bahan Bakar Hijau

Image title
10 Maret 2021, 15:03
kilang cilacap, d100, green diesel, green avtur, bbn, bbm, pertamina
123RF.com/Sergey Galushko
  • Kilang Cilacap akan mulai memproduksi green diesel D100 pada akhir Desember 2021.
  • Pertamina juga terus melakukan kajian untuk memastikan kepastian pasokan CPO. 
  • Gaikindo meminta Pertamina mengirimkan detail spesifikasi produk D100 yang sedang dikembangkan.

Upaya Pertamina menggenjot energi bersih terus dilakukan. Salah satunya melalui produksi bahan bakar nabati (BBN) di Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap, Jawa Tengah

Nantinya, kilang itu akan menghasilkan green diesel yang 100% terbuat dari minyak kelapa sawit (CPO). Nama bahan bakarnya adalah D100, dengan target produksi pada akhir Desember 2021. Pertamina juga akan memproduksi green avtur pada kilang serupa pada 2022.  

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan D100 menghasilkan bahan bakar beroktan tinggi dibandingkan BBN sebelumnya. Namun, apabila produksinya masih kecil, ongkosnya menjadi lebih tinggi.

Pertamina berniat menggenjot produksi agar lebih ekonomis. Untuk menuju ke tahap ini, kilang perlu penyesuaian parameter. Misalnya, katalis untuk mengembangkan D100. Proses produksinya memakai teknologi refined (pengolahan), bleached (pemutihan), dan deodorized (penghilangan bau) minyak sawit alias RBDPO. 

Arifin menyebut Indonesia termasuk yang terdepan dalam pemakaian CPO untuk BBN. Malaysia sampai sekarang baru mencampur 20% fatty acid methyl ester (FAME) minyak sawit ke bahan bakar minyak (BBM) solar. Sedangkan negara ini sudah menuju B40 alias mencampur 40% FAME ke BBM. 

Pemerintah sedang melakukan evaluasi agar sumber bahan baku utama produk tersebut dapat terus tersedia. Selama ini sebagian besar CPO untuk produk ekspor. “Dengan pemanfaatan BBN, sebagian bisa untuk ekspor dan sisanya untuk energi,” ujarnya dalam acara Katadata Future Energy Tech and Innovation Forum 2021, Senin (8/3).

Sebagai informasi, uji coba D100 telah berjalan pada Januari 2021 dengan komposisi RBDPO sebesar 100%. Untuk green avtur memakai teknologi refined, bleached, dan deodorized minyak inti kelapa sawit (palm kernel oil) alias RBDPKO. Uji coba bahan bakar pesawat ini sudah dilakukan di laboratorium Garuda Maintenance Facility. 

Produksi dua bahan bakar itu akan dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama, pengolahan RDBPO sebesar 3 ribu barel per hari untuk menghasilkan D100. Rencana produksinya pada akhir Desember 2021. 

Selanjutnya, pada tahap kedua Kilang Cilacap akan mengolah CPO sebesar 6 ribu barel per hari untuk menghasilkan D100 dan green avtur. Target onstream-nya adalah pada akhir Desember 2022. 

Microsite Biodiesel
Ilustrasi biodiesel (Arief Kamaludin | Katadata)

Pengembangan Green Diesel Sejak 2014

Vice President Business Development PT Kilang Pertamina Internasional (Subholding Refining & Petrochemical) Diandoro Arifin mengatakan pengembangan green diesel sudah dimulai sejak 2014 silam. 

Pada saat itu, uji cobanya berlangsung di Kilang Dumai, Riau. “Injeksinya ketika itu adalah 7,5% RBDPO,” Katanya. 

Empat tahun kemudian, Pertamina melakukan uji coba co-processing di Kilang Plaju, Sumatera Selatan. Campuran minyak sawitnya sekitar 15% hingga 20%. 

Pada Maret 2019, perusahaan kembali melakukan uji coba green diesel pada Kilang Dumai dengan menggenjot injeksinya dari 7,5% ke 12,5%. Di Juli 2020, Pertamina memakai 100% RBDPO pada kilang tersebut.

Untuk rencana ke depan, perusahaan akan memiliki tiga kilang yang dapat memproduksi bahan bakar ramah lingkungan. Fase pertama adalah standalone biorefinery Cilacap dengan kapasitas 3 ribu barel per hari RBDPO. 

Fase kedua, peningkatan kapasitas Kilang Cilacap menjadi 6 ribu barel per hari dan memakai bahan baku 100% minyak kelapa sawit. Terakhir, pada 2024 Pertamina akan membangun standalone biorefinery Plaju berkapasitas 20 ribu barel per hari. 

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...