• Rights issue BRI sukses mencetak rekor terbesar sepanjang sejarah Indonesia.
  • Kehadiran holding ultra mikro harapannya dapat memperkuat model bisnis BRI, Pegadaian, dan PNM.
  • Holding ultra mikro memberi harapan sekaligus peluang kepada UMKM untuk berkembang.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk alias BRI baru saja mencetak rekor. Penerbitan saham barunya tercatat menjadi terbesar ketujuh di dunia sejak 2009. Nilainya mencapai Rp 95,6 triliun. 

Dirut BRI Sunarso mengatakan rights issue itu mengalami kelebihan permintaan sebesar 1,53%. Tujuan aksi korporasi ini adalah untuk mengembangkan holding ultra mikro (UMi), melalui sinergi BRI, Pegadaian, dan Permodalan Nasional Madani (PNM). 

Sebanyak 60% sampai 70% dana yang terhimpun akan digunakan untuk mengembangkan ekosistem pembiayaan ultra mikro. Sisanya, akan dialokasikan untuk memperkuat bisnis kecil dan mikro. 

Hal tersebut juga sejalan dengan visi besar perbankan pelat merah itu. BRI ingin menjadi perbankan paling berharga atau the most valueable banking group di Asia Tenggara. 

Perusahaan juga berencana menjadi yang terdepan dalam hal inklusi keuangan. BRI akan tetap pada segmen intinya, yaitu usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Target peningkatan penyaluran kredit ultra mikronya diperkirakan mencapai 14% per tahun dengan kesuksesan rights issue ini. “Kami ingin selalu menciptakan value (nilai) untuk para pemangku kepentingan dan pemegang saham,” kata Sunarso kemarin, Rabu (29/9). 

Pembentukan holding ultra mikro, menurut dia, memberi kepastian sumber pertumbuhan baru yang berkelanjutan. Yang tak kalah penting adalah integrasi data, terutama di ekonomi akar rumput di level ultra mikro.

Aksi rights issue juga membuat saham BRI semakin menarik bagi investor. Hal ini terlihat dari antusiasme investor lokal dan asing dalam mengikuti hak memesan efek terlebih dahulu atau HMETD. 

Rights issue ini tercatat yang terbesar di Indonesia, tertinggi di kawasan Asia Tenggara, dan tertinggi ketiga di Asia,” ucap Direktur Utama BEI Inarno Djajadi.

Sejak 2005 saham BRI masuk dalam kelompok 45 saham unggulan atau indkes LQ45. Perusahaan juga masuk dalam kategori perusahaan dengan kapitalisasi pasar besar di Tanah Air.

Pada penutupan perdagangan sore tadi, saham berkode efek BBRI ditutup naik 2,94% dibandingkan sehari sebelumnya. Harganya menjadi Rp 3.850 per lembar saham. 

Dalam lima tahun terakhir, harga sahamnya telah naik 75,01%. Level tertinggi di Rp 4.829 per lembar dan terendah di Rp 2.926 per lembar. 

Melansir dari situs BEI, pemerintah Indonesia memegang saham BRI sebanyak 56,7%. Sisanya, yaitu 43,25% dimiliki masyarakat. 

Gedung Bank BRI
Gedung Bank BRI (Arief Kamaludin|KATADATA)

Sinergi Tiga BUMN

BRI menawarkan 28,2 miliar saham baru seharga Rp 3.400 per lembar sejak 13 September 2021. Dari right sissue ini perusahaan memperoleh dana sebesar Rp 95,9 triliun.

Jumlah itu terdiri dari Rp 54,7 triliun dalam bentuk partisipasi non-tunai pemerintah dan Rp 41,2 triliun dalam bentuk tunai dari pemegang saham publik.

Pemerintah Indonesia, yang merupakan pemegang saham utama BRI, memiliki 1 saham Seri A Dwiwarna dan 69,99 miliar saham Seri B. Pemerintah akan melaksanakan seluruh haknya sesuai dengan porsi kepemilikan sahamnya dengan cara penyetoran saham dalam bentuk lain selain uang (inbreng).

Penyetoran modal tersebut  akan disetorkan dalam bentuk kepemilikan 99,99% dari seluruh modal Pegadaian atau sejumlah 6,25 juta saham Seri B. Nilai seluruh saham tersebut sebesar Rp 48,67 triliun. 

Selain itu, pemerintah juga melakukan inbreng dalam bentuk kepemilikan 99,99% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor PNM atau sejumlah 3,79 juta saham Seri B. Nilai seluruhnya sebesar Rp 6,10 triliun. 

Jika seluruh pemegang saham melaksanakan haknya dalam rights issue, maka komposisi kepemilikan akan sedikit berubah. Pemerintah yang awalnya memiliki 69,99 miliar unit saham Seri B atau setara 56,75% saham, setelah rights issue menjadi 86,1 miliar saham Seri B atau setara 56,82%.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, aksi korporasi ini sangat spesial karena membuat bursa saham lebih bergairah di tengah pandemi. “Ini membuktikan pasar modal kita sangat besar sehingga pertumbuhan ekonomi akan terus berlangsung,” ucapnya. 

UMKM merupakan salah satu sumber pertumbuhan ekonomi. Latar belakang ini yang mendorong pemerintah membentuk holding ultra mikro yang dipimpin BRI.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement