Bursa Saham Global Rontok Imbas Kenaikan Suku Bunga The Fed
Bursa saham global pada perdagangan Jumat ini (6/4) kompak berguguran. Kejatuhan bursa saham global ini dipicu aksi jual investor menyusul pelemahan bursa saham utama di Amerika Serikat, Wall Street pada Kamis waktu setempat setelah The Federal Reserve (The Fed) mengerek suku bunga acuan.
Kamis kemarin, bursa Wall Street kompak anjlok, di mana pelemahan terbesar terjadi bursa Nasdaq yang melemah 4,99% terutama dipimpin oleh saham-saham perusahaan teknologi. Indeks S&P 500 juga anjlok 3,56% dan indeks Dow Jones terkoreksi 3,12% mengakhiri reli sebelumnya.
Bursa saham di Eropa juga melemah. Indeks FTSE 100 London turun 0,81% diikuti pelemahan indeks Xetra Dax, Frankfurt yang terkoreksi 1,24%. Pelemahan itu juga merembet ke bursa saham di kawasan Asia. Indeks Hang Seng anjlok 3,18%, diikuti Indeks Hang Seng Composite Index, Shanghai yang melemah 2,16% dan indeks Strait Times, Singapura yang terjerembab 1,54%.
Hanya indeks Nikkei Tokyo yang menguat 0,69% sedangkan perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) baru akan dibuka pada Senin, (9/5) mendatang usai Libur Lebaran.
Analis menilai, kejatuhan bursa saham global sebagai respons negatif investor dan meningkatnya kekhawatiran atas kebijakan bank sentral AS menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin ke kisaran 0,75%-1%, tertinggi dalam 22 tahun terakhir yang memicu aksi jual di pasar saham.
Kebijakan kenaikan suku bunga itu dilakukan untuk meredam tingkat inflasi di AS yang menyentuh level tertingginya dalam 40 tahun terakhir. The Fed juga masih memiliki ruang menaikkan suku bunga di masa mendatang.
"Kekhawatiran meningkat tentang bagaimana kenaikan suku bunga dan langkah-langkah The Fed untuk mengendalikannya akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi," seperti dikutip dari BBC, Jumat (6/5).