Pasar Properti Krisis, Bank di Cina Potensi Alami Kerugian US$ 350 M

Syahrizal Sidik
1 Agustus 2022, 20:12
Pasar Properti Krisis, Bank di Cina Potensi Alami Kerugian US$ 350 M
ANTARA FOTO/ Reno Esnir/rwa.
Ilustrasi kawasan properti. S&P Global memperkirakan penjualan rumah di Cina bisa turun sebanyak 33% tahun ini di tengah boikot hipotek.

Pasar properti di Cina dilanda krisis. Hal ini diyakini akan berimbas pada potensi kerugian yang dialami bank-bank di Cina yang menyalurkan kredit untuk aset properti senilai US$ 350 miliar.

Seperti dikutip dari Bloomberg, potensi kerugian tersebut mengacu pada skenario terburuk jika kepercayaan masyarakat terhadap pasar properti jatuh dan negara tidak berjuang untuk menahan gejolak yang semakin dalam.

"Krisis proyek properti yang macet telah merusak kepercayaan ratusan ribu pembeli rumah, memicu boikot hipotek di lebih dari 90 kota dan peringatan akan risiko sistemik yang lebih luas," bunyi laporan itu, dikutip Senin (1/8).

Hal ini berpotensi akan merembet ke sistem perbankan nasional yang saat ini total asetnya mencapai US$ 56 triliun. Dalam skenario terburuk, S&P Global Ratings memperkirakan bahwa 2,4 triliun yuan ($356 miliar), atau 6,4% hipotek, berada dalam risiko.

Sementara itu, Deutsche Bank AG memperingatkan bahwa setidaknya 7% pinjaman rumah dalam bahaya. Sejauh ini, bank-bank yang terdaftar telah melaporkan hanya 2,1 miliar yuan dalam hipotek tunggakan yang terkena dampak langsung dari boikot.

“Bank terjebak di tengah. Jika mereka tidak membantu pengembang menyelesaikan proyek, mereka akan kehilangan lebih banyak lagi," ungkap Zhiwu Chen, profesor keuangan di University of Hong Kong Business School.

Di sisi lain, jika mereka melakukannya, hal ini memang akan membuat pemerintah senang. "Tetapi mereka menambah eksposur mereka ke proyek-proyek real estat yang tertunda.”

Sebagaimana diketahui, Beijing saat ini menempatkan stabilitas keuangan dan sosial sebagai prioritas utama setelah terguncang oleh hambatan dari pertumbuhan ekonomi yang melambat, gangguan Covid-19, dan rekor pengangguran kaum muda yang tinggi.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...