MIND ID Siap Masuk Ekosistem Kendaraan Listrik dari Hulu ke Hilir
Holding industri pertambangan negara, Mining Industry Indonesia (MIND ID) menyatakan bakal berperan penuh dalam pengembangan ekosistem baterai dan kendaraan listrik di tanah air.
Kepala Divisi Hubungan Kelembagaan MIND ID, Niko Chandra, mengatakan MIND ID melalui PT Aneka Tambang Tbk. bakal menjadi pemasok bahan baku baterai berupa nikel, cobalt, mangan dan alumunium. Sementara di sektor pemurnian dan pengolahan bijih, MIND ID bakal menggunakan smelter milik perusahaan anggotanya. Seperti smelter feronikel milik Aneka Tambang di Halmahera Timur dan Smelter kepunyaan PT Inalum.
"Kami terlibat dalam satu industri ekosistem yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Dari pertambangan, industri pemurnian dan pengolahan, produksi baterai sampai daur ulang terlibat di sana," kata Niko dalam Media Breifing di Jakarta pada Jumat (5/8).
Lebih lanjut, MIND ID juga bakal ikut dalam proses produksi baterai dan produksi kendaraan listrik melalui Indonesia Battery Corporation (IBC). IBC merupakan holding pabrik baterai listrik indonesia yang terdiri dari MIND ID, PT Aneka Tambang, Pertamina, dan PLN. Di sana, MIND ID memegang 25% saham IBC.
Saat ini, IBC dikabarkan bakal mengakuisisi PT Wika Industri Manufaktur (WIMA) yang merupakan pengembang motor listrik Gesits. "Kami terlibat dari awal sampai akhir. Di setiap rantai lini, ada peran MIND ID," sambungnya.
Niko menjelaskan, langkah ini bertujuan untuk menciptakan transfer pengetahuan dan teknologi di sektor industri kendaraan listrik. Dalam jangka panjang, hal itu diharap bisa menjadi pondasi negara agar bisa memperoduksi baterai hingga kendaraan listrik secara mandiri. Adapun, dari sekian banyak rantai lini yang ada di ekosistem pengembangan kendaraan listrik, MIND ID akan berperan besar pada sektor suplai bahan baku.
"Yang pasti, karena kami di tambang, maka di hulu MIND ID akan ambil bagian besar di sana. Sementara di rantai lini yang lain itu beda-beda persentasenya, besar-kecilnya Tergantung bagaimana kesepakatannya nanti," jelas Niko.
Sebelumnya diberitakan, PT Aneka Tambang menargetkan pembentukan perusahaan patungan atau joint venture (JV) untuk proyek pabrik baterai kendaraan listrik terintegrasi kerja sama dengan LG Energy Solution dan Contemporary Amperex Technology (CATL) bisa rampung akhir tahun ini.
Sedangkan PT Indonesia Battery Corporation (IBC) sedang menjalin kerja sama dengan perusahaan asal Cina, Contemporary Amperex Technology (CATL) untuk membangun pabrik baterai kendaraan listrik senilai US$5,97 miliar atau Rp 85,77 triliun. Selain CATL, IBC juga menggandeng perusahaan baterai asal Korea Selatan, LG Energy Solutions (LGS).