Pemerintah menargetkan defisit APBN di bawah 3% pada 2023 atau kembali ke level sebelum pandemi corona. Ada beberapa langkah yang disiapkan untuk menurunkan defisit anggaran negara.
Pemerintah menghabiskan Rp 83,3 triliun untuk merawat 1,4 juta pasien Covid-19 tahun lalu. Selain itu, Rp 33,2 triliun digunakan untuk membeli vaksin corona.
Defisit anggaran ini setara 4,85% terhadap produk domestik bruto (PDB) dan tak berubah dari usulan awal pemerintah meski target pendapatan dan belanja dinaikkan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, realisasi pembiayaan utang per Agustus 2021 yang mencapai Rp 550,6 triliun, turun 20% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Defisit APBN melebar dari periode yang sama tahun lalu yakni Rp 283,2 triliun. Penerimaan negara hingga semester I 2021 hanya mencapai Rp 886,9 triliun atau 50,8% dari target.
Berdasarkan hasil audit BPK, defisit APBN pada tahun lalu melebar dari perhitungan pemerintah yang mencapai 6,09% terhadap PDB menjadi 6,14% terhadap PDB.
Defisit APBN pada Mei 2021 melebar dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai Rp 219,3 triliun seiring belanja pemerintah pusat yang melonjak di tengah belum optimalnya penerimaan negara.