Pemerintah menganggap pelaksanaan mudik pada lebaran 2019 lebih baik ketimbang tahun lalu. Ini tercermin dari pernyataan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto. Dia beralasan baru pada mudik tahun ini, angka kecelakaan dan korban meninggal pada arus mudik tahun ini relatif berkurang ketimbang tahun lalu. Penanganan arus mudik pun sudah relatif baik, tapi tetap terjadi kemacetan panjang saat arus balik.

Wiranto mengatakan hingga hari Senin (10/6) lalu atau H+5 lebaran, angka kecelakaan lalu lintas pada mudik tahun ini sebanyak 529 atau menyusut dari 1.491 kecelakaan yang terjadi pada mudik tahun lalu. Sedangkan jumlah korban meninggal pada mudik tahun ini juga turun ketimbang mudik 2018 menjadi 132 korban dari 331 orang tahun 2018. "Termasuk paling parah di Danau Toba (2018)," kata Wiranto.

(Baca: Jumlah Kecelakaan saat Mudik Lebaran Turun 66% Dibanding Tahun Lalu)

Dari data Sistem Informasi Angkutan dan Sarana Transportasi (SIASATI) Kementerian Perhubungan hingga H+7 lebaran, terlihat penurunan pemudik yang menggunakan kendaraan sepeda motor turun hingga 9,7 persen dibanding tahun lalu. Tercatat, hanya 1,23 juta kendaraan roda dua yang melintas jalur mudik secara kumulatif. 

Angka terbesar justru terlihat dari pemudik yang menggunakan mobil pribadi. Dari data SIASATI, pertumbuhan kendaraan roda empat untuk mudik mencapai 4,26 juta mobil atau naik 22,5 persen dari tahun lalu. Angkutan penumpang seperti bus juga tumbuh 10,7 persen menjadi 3,89 juta penumpang dari mudik tahun lalu. 

"Penurunan jumlah pemudik sepeda motor berdampak positif terhadap turunnya angka kecelakaan," kata Kepala Posko Tingkat Nasional Angkutan Lebaran Terpadu 2019, Imran Rasyid. Sepanjang Operasi Ketupat pada lebaran 2018, tercatat 1.666 motor mengalami kasus kecelakaan.

(Baca: Mempermudah Perjalanan dengan Mudik Gratis Pengendara Motor)

Cerita lain adalah semakin hilangnya titik-titik kemacetan lantaran adanya sejumlah ruas tol beroperasi. Pada akhir 2018 lalu, pemerintah resmi mengoperasikan jalan tol Trans Jawa yang membentang dari Merak (Banten) hingga Probolinggo (Jawa Timur). Sedangkan di Sumatra, tol dari Bakauheni (Lampung) hingga Palembang (Sumatera Selatan) mulai difungsikan. 

Dari aplikasi pemantauan Google Maps, jarak Surabaya menuju Jakarta sepanjang 781 kilometer dapat ditempuh dengan waktu 9 jam 44 menit saja. Sedangkan Yogyakarta menuju Jakarta sepanjang 562 kilometer hanya ditempuh 7 jam 43 menit. 

Tanda kemacetan juga hanya berada di sekitar tol Cikampek dengan lama kemacetan dapat memperlambat pengemudi selama 9 menit saja. Padahal dua tahun lalu, masih ada pemudik yang dapat menempuh perjalanan ke kampung halamannya yang relatif dekat di pulau Jawa dengan memakan waktu 24 jam. 

(Baca: Lima Aplikasi Pemantau Macet Saat Arus Mudik dan Balik)

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bersyukur banyak pemudik yang mengatakan kepadanya, arus mudik Lebaran tahun ini berjalan lancar. Jalan tol Jakarta-Surabaya telah memberikan kontribusi besar dalam penyelenggaraan mudik tahun ini lebih baik Namun, dia juga mengakui penanganan arus balik tahun ini belum maksimal. "Itu harus kami akui dan perbaiki. Kalau ada kekurangan kami minta maaf," ujarnya di Jakarta, Rabu (12/6).

Kemacetan Panjang Arus Balik

Berbeda dengan saat mudik, masyarakat justru kesulitan ketika ingin kembali ke Jakarta. Yanto Kurniawan, seorang pegawai swasta di Jakarta, mengakui mudik lebaran tahun ini sudah cukup baik. Dia bisa pulang kampung dengan lebih cepat dari tahun-tahun sebelumnya. Namun, kondisi ini hanya terjadi saat arus mudik, tidak saat arus balik.

Dia tak menyangka bakal absen pada hari pertama kerja setelah libur lebaran. Pada Senin pagi (10/6) dia masih di perjalanan menuju Jakarta. Perjalanan balik dari kampungnya di Semarang ke Jakarta harus ditempuh selama 15 jam. Padahal, saat mudik sepekan sebelumnya, waktu tempuh kedua kota ini hanya 8 jam. "Macetnya panjang. Saya pikir lama perjalanan mudik dengan balik sama, makanya saya berangkat dari kampung itu siang (9/10)," ujarnya kepada katadata.co.id, Rabu (13/6).

Lalu lintas kendaraan di Tol Trans Jawa ke arah Jakarta memang sangat padat sejak H+2 bahkan hingga H+5. Puncaknya pada Minggu (9/10). Jasa Marga mencatat rekor melayani kendaraan dengan jumlah tertinggi sepanjang sejarah pada 9 Juni lalu. Sebanyak 166.574 kendaraan melintasi Tol Trans Jawa dari arah timur menuju Jakarta. Jumlah ini meningkat hampir tiga kali lipat dari rata-rata harian yang hanya 67.345 kendaraan. Saat arus balik lebaran tahun lalu, paling tinggi hanya 130.125 kendaraan.

Arus Balik Lebaran 2019
Arus Balik Lebaran 2019 (ANTARA FOTO/AGUS)

Pemerintah sebenarnya sudah menyadari akan ada lonjakan arus lalu lintas balik ini. Beberapa strategi dan langkah antisipasi juga disiapkan, salah satunya pemberlakuan satu arah hingga pemindahan Gerbang Tol Cikarang Utama agar perjalanan pemudik tak terhambat. Selain itu ada pengaturan penggunaan rest area lantaran selama arus mudik, rest area menjadi salah satu penyebab kepadatan lalu lintas.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement