Harga TBS Sawit Naik Tipis, Penyerapannya Kembali Normal Mulai Juni

Tia Dwitiani Komalasari
21 Mei 2022, 14:14
Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) melakukan aksi unjuk rasa di wilayah Patung Kuda, Jakarta, Selasa, (17/5/2022). Dalam aksi tersebut mereka menuntut pemerintah untuk mencabut larangan ekspor minyak goreng dan CPO yang diduga menyebabkan
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) melakukan aksi unjuk rasa di wilayah Patung Kuda, Jakarta, Selasa, (17/5/2022). Dalam aksi tersebut mereka menuntut pemerintah untuk mencabut larangan ekspor minyak goreng dan CPO yang diduga menyebabkan anjloknya harga TBS (tandan buah segar) kelapa sawit dan mengakibatkan perekonomian rumah tangga petani sawit se-Indonesia menjadi sangat tertekan.

Harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit mulai merangkak naik setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan untuk membuka kembali keran eskpor minyak goreng dan bahan bakunya. Pengusaha kelapa sawit memperkirakan, penyerapan TBS dari petani mulai kembali normal pada Juni 2022.

Panitia Penetapan Harga TBS Sawit Provinsi Jambi menyatakan bahwa harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) di Jambi pada periode 20-26 Mei 2022 mengalami kenaikan cukup signifikan senilai Rp 824 per kilogram, dari Rp 11.453 per kilogram menjadi Rp 12.277 per kilogram. Sementara harga Tanda Buah Segar (TBS) juga naik Rp 81 per kilogram dari Rp 2.191 per kilogram jadi Rp 2.272 per kilogram.

"Sementara itu untuk harga inti sawit pada periode kali ini mengalami penurunan cukup signifikan sebesar Rp 1.676 dari Rp 9.228 per kilogram menjadi Rp 7.552 per kilogram," kata Panitia Penetapan Harga TBS Sawit Provinsi Jambi, Putri Rainun, dikutip dari Antara, Sabtu (21/5).

Penetapan harga CPO, TBS, dan inti sawit, merupakan kesepakatan tim perumus dalam satu rapat yang dihadiri para pengusaha koperasi, kelompok tani sawit setempat, serta berdasarkan peraturan menteri dan peraturan gubernur.

Sementara itu Sekretaris Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Eddy Martono, mengatakan penyerapan TBS dari petani kemungkinan baru berangsur normal pada Juni 2022. Hal itu karena tangki penyimpanan CPO milik pengusaha banyak yang penuh.

Dia mengatakan, sebagian besar produksi CPO di Indonesia dieskpor ke luar negeri. Oleh sebab itu, larangan ekspor yang diberlakukan pemerintah Indonesia menyebabkan produksi CPO menumpuk di tangki. Apalagi produksi CPO sempat naik setelah libur lebaran.

“Memang tidak secepat itu (bisa menyerap TBS kembali). Tapi minimal setelah larangan dibuka, eksportir mulai merencanakan produksi kembali,” ujarnya kepada Katadata.co.id.

Dia mengatakan, penyerapan TBS kemungkinan dimulai lagi dua pekan setelah ekspor dibuka. Namun penyerapan dalam jumlah normal diperkirakan baru dimulai akhir Juni 2022.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...