Dongkrak Hilirisasi, Vale Indonesia Bangun Tiga Smelter Baru
PT Vale Indonesia akan memperluas ekspansi bisnisnya dengan membangun tiga fasilitas peleburan dan pemurnian nikel (smelter) baru. Pembangunan tiga smelter itu ditargetkan rampung tahun depan.
Proyek pembangunan yang pertama yakni Smelter berteknologi hidrometalurgi High Pressure Acid Leach (HPAL) di Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Proyek ini ditaksir meningkatkan potensi kapasitas produksi hingga 120.000 metrik ton nikel per tahun.
Direktur Utama Vale Indonesia, Febriany Eddy, mengatakan proses pembangunan smelter sudah berlangsung sejak April lalu. Pembangunan smelter merupakan hasil kerja sama dengan perusahaan tambang asal Cina, Zhejiang Huayou Cobalt Company. Adapun pembangunan fasilitas penunjang seperti pelabuhan pun sudah dilakukan.
"Nanti ke depannya yang jelas pabrik Pomalaa itu cocok untuk baterai mobil listrik," kata Febriany saat ditemui wartawan di Gedung Nusantara 1 DPR pada selasa (5/7).
Proyek smelter kedua dibangun di Sulawesi Tengah yang diharapkan dapat meningkatkan produksi sebesar 73.000 metrik ton nikel per tahun."Perizinan belum tuntas semua tapi hampir sebagian besar sudah ada, jadi sudah bisa jalan. Investasi kisaran US$ 2 miliar untuk pabriknya, tambangnya US$ 400 juta," ujar Febriany.
Selanjutnya, proyek smelter ketiga dibangun di provinsi Sulawesi Selatan dengan kapasitas 60.000 mentrik ton nikel. Febriany mengatakan, saat ini pihaknya sedang membuat program mendetail untuk menindaklanjuti hasil studi kelayakan yang sudah selesai.