Kronologi Cadangan Beras Pemerintah Anjlok hingga Bulog Minta Impor

Tia Dwitiani Komalasari
26 November 2022, 02:53
Pekerja memindahkan karung beras di Gudang Bulog Divre Sumatera Barat, di Padang, Kamis (24/11/2022).
ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/hp.
Pekerja memindahkan karung beras di Gudang Bulog Divre Sumatera Barat, di Padang, Kamis (24/11/2022).

Cadangan beras pemerintah yang dikelola oleh Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik atau Perum Bulog hanya mencapai 594.856 ton per 22 November 2022. Jumlah cadangan beras pemerintah atau CBP tersebut jauh di bawah angka ideal minimal sebesar 1,2 juta ton.

Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, mengatakan bahwa pihaknya sudah berupaya untuk melakukan penyerapan gabah dan beras dari petani dalam negeri. Namun demikian, penyerapan tersebut masih di bawah target.

Advertisement

"Dalam proses perjalanannya, penyerapan masih jauh dari target yang dtentukan," ujar pria yang akrab dipanggl Buwas tersebut saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IV DPR RI, Rabu (23/11).

Kondisi tersebut memunculkan wacana impor yang diusulkan oleh Perum Bulog. Padahal pada awal tahun 2022, pemerintah tidak merencanakan impor.

Pada 17 Oktober 2022, Badan Pusat Statistik merilis data bahwa produksi beras pada 2022 diperkirakan sebesar 32,07 juta ton. Sementara konsumsi beras diperkirakan mencaai 30,2 juta ton. Artinya, produksi beras di Indonesia diperkirakan surplus hampir 2 juta ton tahun ini.

Buwas pun menceritakan kronologi penyerapan beras Bulog yang gagal memenuhi target sehingga cadangan beras menips, sebagai berikut:

Penyerapan tertinggi pada Maret 2022

Hingga 22 November 2022, Bulog telah melakukan penyerapan sebesar 912 ribu ton. Penyerapan tertinggi terjadi pada Maret atau tepat saat musim panen raya.

Saat itu, Bulog menyerap beras petani sesuai dengan harga yang ditentukan Kementerian Perdagangan yaitu Rp 8.300 per kg untuk beras medium.

Harga beras mulai merangkak naik pada Juli

Sejak pertengahan Juli 2022, harga beras mulai merangkak naik. Kenaikan beras terus terjadi pada bulan-bulan berikutnya meskipun Bulog sudah melakukan operasi pasar.

Harga fleksibilitas

Harga beras yang terus meningkat menyebabkan Bulog sulit untuk menyerap beras dari petani. Pasalnya, harga yang ditawarkan Bulog lebih rendah dari harga pasar.

Melalui rapat koordinasi terbatas, Bulog diperbolehkan untuk menerapkan harga fleksibilitas hingga Rp 8.800 untuk membeli CBP.
Harga fleksibilitas ini berlaku mulai 5 Oktober dan rencananya akan diterapkan hingga Desember 2022.Dalam kurun waktu tersebut, Bulog ditugaskan untuk menyerap 500 ribu ton beras CBP.

Harga fleksibilitas dicabut

Namun demikian dalam perjalannya, Bulog tetap kesulitan menyerap harga petani. Kebijakan harga feksibilitas pun dicabut pada 17 Oktober 2022.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement