Kementerian ESDM Segera Tunjuk Investor Kilang

KATADATA - Pemerintah mengklaim saat ini banyak investor yang ingin membangun kilang minyak di Indonesia. Dengan begitu, pembangunan kilang tidak perlu menunggu waktu lama sehingga negara ini tidak perlu lagi tergantung dari impor untuk kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM).
Presiden Joko Widodo mengatakan, sudah beberapa puluh tahun Indonesia tidak membangun kilang baru. Padahal, kilang sangat penting untuk menambah stok minyak Indonesia dan mewujudkan ketahanan energi Indonesia. Pemerintah menargetkan ketersediaan stok BBM selama 30 hari. “Sehingga rantai pasokan tidak terlalu panjang dan tidak perlu pakai trader lagi,” kata dia dalam acara penandatanganan kontrak proyek tahun anggaran 2016 di Kementerian ESDM, Senin (29/2).
(Baca: Impor BBM Bisa Teratasi Dengan Menghilangkan Pemburu Rente)
Atas dasar itulah, Presiden meminta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said memulai pembangunan kilang minyak pada tahun ini. Sebab, proses pembangunan kilang membutuhkan waktu sekitar empat tahun sampai lima tahun. Pembangunan kilang itudapat berupa meningkatkan kemampuan kilang yang sudah ada seperti di Cilacap dan Tuban, maupun pembangunan kilang baru di Bontang.
Kilang Bontang sedang dalam tahap penjajakan pasar dan akan dilelang pada Juni nanti. Sementara itu, ada lima investor yang tertarik membangun Kilang Tuban bersama PT Pertamina (Persero). Kelima investor tersebut yakni Saudi Aramco dari Saudi Arabia, Kuwait Petroleum Inc dari Kuwait, dan Sinopec dari China. Lalu ada Rosneft dari Rusia, serta perusahaan konsorsium Thai Oil Thailand dan PTT GC Thailand.
(Baca: Investor Dijanjikan Untung Besar dari Kilang Tuban)
Selain dua proyek kilang tersebut, pemerintah akan membangun kilang di Arun, Provinsi Aceh, dan Papua. Kedua proyek ini memang tidak masuk dalam proyek strategis nasional. Kilang di Arun, Aceh, berkapasitas 300 ribu barel per hari akan menggunakan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) seperti Kilang Bontang. Kilang ini akan dibangun di sebelah kilang gas alam cair (liquified natural gas/LNG) PT Arun NGL seluas 300 hektare.
Sementara kilang di Papua akan dibangun di Sorong. Skema pembangunannya sampai saat ini masih dalam pembahasan. Yang jelas, proyek itu merupakan pengembangan kilang yang sudah ada di Sorong.
Dari beberapa proyek kilang minyak, Presiden mengatakan sudah banyak investor yang menawarkan minat. Apalagi, saat ini ada Peraturan Presiden Nomor 146 Tahun 2015 tentang Pelaksanaan Pembangunan dan Pengembangan Kilang Minyak di Dalam Negeri yang memberikan banyak insentif kepada investor. “Yang antri banyak, tinggal diputuskan,” katanya. Bagi investor yang belum mengajukan penawaran, Presiden mengajak siapapun yang memiliki cadangan minyak untuk membangun kilang dalam negeri.
(Baca: Sanksi Dicabut, Pemerintah Jalin Kerja sama Energi dengan Iran)
Dalam kesempatan yang sama, Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan pemerintah telah berusaha memberikan banyak insentif untuk para investor. Kementerian Keuangan telah mempersilakan aset tanah miliknya seluas 600 hektare untuk membangun kilang di Bontang. Di lokasi tersebut juga telah tersedia infrastruktur dasar. Bentuk dukungan lainnya, berupa keringanan pajak atau tax holiday dan kepastian pembeli produk olahan kilang. “Jadi kami menjaga supaya mendapatkan manfaat yang maksimal,” ujarnya.