Bangun Infrastruktur Gas Butuh Rp 1.066 Triliun Sampai 2030

Anggita Rezki Amelia
7 Februari 2017, 21:18
Gas Pertagas
Arief Kamaludin|KATADATA

Kebutuhan investasi untuk pembangunan infrastruktur gas di dalam negeri sangat besar. Masyarakat Gas Indonesia atau Indonesia Gas Society memperkirakan kebutuhannya mencapai US$ 70-80 miliar, atau sekitar Rp 1.066 triliun hingga 2030.

Chairman Indonesia Gas Society Yenni Andayani mengatakan investasi ini akan berdampak besar pada perekonomian nasional. Dengan adanya infrastruktur gas, akan banyak industri yang terbangun, sehingga menciptakan banyak lapangan kerja, memicu pertumbuhan industri, dan memacu pertumbuhan produk domestik bruto (PDB).

Advertisement

“Investasi infrastruktur gas merupakan investasi jangka panjang untuk 30-an tahun. Oleh karena itu, diperlukan koordinasi yang baik di seluruh stakeholder, insentif, harga yang kompetitif, dan memastikan iklim investasi dalam negeri yang baik,” ujarnya saat acara International Indonesia Gas Conference & Exhibition 2017, Jakarta, Selasa (7/2).

(Baca: Impor Gas Terganjal Kesiapan Infrastruktur di Dalam Negeri)

Yeni yang juga menjabat Pelaksana tugas Direktur Utama PT Pertamina (Persero) mengatakan pembangunan infrastruktur gas diperlukan untuk mencukupi kebutuhan energi domestik yang setiap tahunnya tumbuh 4-5 persen. Saat ini sekitar 15 persen kebutuhan energi domestik dipasok oleh gas. Sisanya lebih banyak dipenuhi sumber energi lain, yakni minyak bumi dan batubara.

Pertumbuhan populasi kelas menengah dan pendapatan domestik bruto (PDB) membuat kebutuhan gas dalam negeri meningkat lebih cepat. Peningkatan permintaan gas domestik meningkat seiring banyaknya proyek besar yang membutuhkan pasokan gas. Misalnya, proyek pembangkit listrik PLN dalam mendukung progam 35 GigaWatt (GW). Sekitar 14 GW diantaranya merupakan pembangkit listrik tenaga gas.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement