3 Tahun Surplus, Neraca Dagang Semester I 2018 Defisit US$ 1 Miliar
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis neraca dagang Indonesia pada semester I 2018 defisit sebesar US$ 1,02 miliar. Rapor merah neraca dagang tersebut merupakan yang pertama jika dibandingkan dengan perolehan neraca perdagangan Indonesia pada semester awal tahun 2015 -2017 yang terus mengalami surplus.
Menurut catatan BPS, pada semester I 2015 neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar US$ 7,67 miliar. Kemudian semester I 2016 dengan raihan surplus US$ 9,53 miliar serta semester I tahun lalu dengan realisasi surplus yang lebih tinggi sebesar US$ 11,84 miliar.
Adapun pada periode Januari-Juni 2018, Indonesia mencatat ekspor sebesar US$ 88,08 miliar. Namun angka tersebut terkoreksi seiring dengan realisasi impor yang mencapai US$ 89,04 miliar sehingga akhirnya menghasilkan defisit perdagangan sebesar US$ 1,02 miliar.
(Baca : Libur Lebaran, Neraca Dagang Juni 2018 Diprediksi Surplus US$ 600 Juta)
Kepala BPS Suhariyanto menyatakan kenaikan impor sangat tinggi pada semester pertama 2018, yakni dengan angka kenaikan mencapai 12,66% dari US$ 72,33 miliar. “Impor perlu diwaspadai, pemerintah harus menerapkan berbagai kebijakan untuk menahan laju impor,” kata Suhariyanto di Jakarta, Senin (16/7).
Dia menuturkan pada semester pertama 2018, ekspor nonmigas mencapai US$ 79,38 miliar dan ekspor migas sebesar US$ 8,67 miliar. Sedangkan dari sisi impor, nonmigas mencatat angkaUS$ 75,00 miliar, sementara impor migas tercatat US$ 14,03 miliar.
Namun, jika dilihat secara bulanan (month-to-month/mom), neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2018 berhasil surplus US$ 1,74 miliar setelah sebelumnya mengalami defisit sebesar USD 1,52 miliar pada Mei 2018. Perolehan surplus tersebut juga melampaui prediksi Bank Indonesia yang sebelumnya memprediksi surplus di angka US$ 1 miliar.
Menurut Suhariyanto, suplus tersebut antara lain berasal dari nilai ekspor sebesar US$ 12,99 miliar yang lebih tinggi dibanding realisasi impor sebesar US$ 11,25 miliar. Ekspor nonmigas menyumbang sebesar US$ 11,27 miliar terhadap keseluruhan kinerja ekspor Indonesia sepanjang Juni 2018. Sementara ekspor migas berkontribusi US$ 1,72 miliar.
Sementara dari sisi impor, nonmigas berkontribusi US$ 9,14 miliar atau berhasil ditekan sekitar 38,23% dibandingkan Mei 2018 atau naik jika dibanding Juni 2017 sebesar 8,95%. Sedangkan impor migas, turun sekitar 26,11% dari bulan sebelumnya dan melonjak 32,09% dibanding Juni 2017 menjadi US$ 2,11 miliar. Alhasil, surplus neraca perdagangan Indonesia di Juni 2018 masih tertekan defisit migas.