Beli SUN Rp 100 Triliun, BI Rampungkan Burden Sharing Tahun Ini

Agatha Olivia Victoria
11 Desember 2020, 12:07
BI, barang publik, pembiayaan, pandemi corona
Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. BI telah menyerap seluruh target pembiayaan untuk belanja barang publik sebesar Rp 379 triliun.

Pemerintah menerbitkan empat seri Surat Utang Negara sebesar Rp 100,53 triliun kepada Bank Indonesia secara private placement pada Kamis (10/12). Dengan begitu,  target pembiyaan untuk seluruh  kebutuhan barang publik oleh bank sentral pada program Pemulihan Ekonomi Nasional telah terealisasi.

Berdasarkan keterangan resmi Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, penerbitan SUN tersebut merupakan transaksi private placement dengan BI yang ke-8 atau terakhir pada tahun ini. Dananya untuk pemenuhan sebagian pembiayaan barang publik.

Total kebutuhan pembiayaan barang publik diproyeksikan sebesar Rp 397,56 triliun. Jumlah itu meliputi pembiayaan untuk belanja kesehatan, perlindungan sosial, serta pembiayaan sektoral Kementerian/Lembaga dan Pemda dalam rangka penanganan Covid-19 dan PEN.

Transaksi dilakukan berdasarkan Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia nomor 347/KMK.08/2020 dan 22/9/KEP.GBI/2020 tanggal 20 Juli 2020 tentang Skema dan Mekanisme Koordinasi Pembelian SUN dan/atau Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) oleh BI di Pasar Perdana dan Pembagian Beban Biaya dalam rangka Pembiayaan Penanganan Dampak Pandemi Covid-19 dan PEN.

Ini juga sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang SUN dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 51/PMK.08/2019 tentang Penjualan SUN Dengan Cara Private Placement.

Keempat seri SUN yang diterbitkan yakni VR0062, VR0063, VR0064, dan VR0065. Total nominal yang diterbitkan untuk VR0062, VR0063, dan VR0064 yakni masing-masing sebesar Rp 25,74 triliun. Sementara VR0065 sebanyak Rp 23,3 triliun.

SUN yang dikeluarkan berjenis variable rate dan dapat diperdagangkan dengan kupon sebesar suku bunga acuan BI tenor tiga bulan.

Harga dari seluruh SUN ditetapkan 100% dan masing-masing akan jatuh tempo pada 14 Desember 2025, 14 Desember 2026, 14 Desember 2027, dan 14 Desember 2028.

Direktur Riset Center Of Reform on Economics Piter Abdullah Redjalam berharap skema pembagian beban alias burden sharing bersama bank sentral bisa dilakukan hingga tahun 2022.  Alasannya, pemerintah membutuhkan pembeli SBN yang mempunyai uang tidak terbatas, yaitu BI.

Pandemi menyebabkan ekonomi Indonesia jatuh. Dunia usaha tidak berjalan, tidak untung, dan tidak bisa membayar pajak. Bahkan, dunia usaha harus dibantu. Target penerimaan pajak sebagai sumber penerimaan utama Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara dipastikan tidak tercapai.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...