Gemar Terbitkan SBN Ritel, Utang Pemerintah Melonjak jadi Rp 5.910 T

Agatha Olivia Victoria
23 Desember 2020, 16:34
utang pemerintah, SBN ritel, pandemi corona
Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. Sepanjang tahun ini, utang pemerintah bertambah lebih dari Rp 1.000 triliun.

Kementerian Keuangan melaporkan posisi utang pemerintah pusat naik Rp 1.096,34 triliun dari Rp 4.814,3 triliun pada November 2019 menjadi Rp 5.910,64 triliun per akhir November 2020. Peningkatan terjadi karena pelemahan ekonomi akibat Covid-19 serta peningkatan kebutuhan pembiayaan untuk menangani masalah kesehatan dan pemulihan ekonomi nasional.

Jika dibandingkan bulan lalu, utang pemerintah pusat juga naik Rp 32,93 triliun dari Rp 5.877,71 triliun. "Dengan demikian, rasio utang pemerintah pusat terhadap Produk Domestik Bruto menjadi 38,13%," demikian tertulis dalam dokumen APBN KiTa edisi Desember 2020 yang dirilis Rabu (23/12).

Utang pemerintah pusat semakin didominasi dalam bentuk Surat Berharga Negara yang jumlahnya mencapai 83,9% dari total komposisi utang atau sebesar Rp 5.085,04 triliun. Hal ini menggambarkan upaya pendalaman pasar dan kemandirian pembiayaan.

SBN yang diterbitkan berdenominasi rupiah sebesar Rp 3.891,92 triliun yang terdiri dari Surat Utang Negara Rp 3.181,64 triliun dan Surat Berharga Syariah Negara Rp 710,28 triliun. Sementara SBN valas Rp 1.193,12 triliun meliputi SUN Rp 943,06 triliun dan SBSN RP 250,06 triliun.

Sepanjang tahun 2020, pemerintah telah melakukan penambahan penerbitan SBN untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan yang meningkat akibat pandemi, termasuk penerbitan SBN ritel. Hal ini sesuai dengan kebijakan umum pengelolaan utang untuk mengoptimalkan peran serta masyarakat dan melakukan pendalaman pasar SBN domestik.

SBN ritel terakhir yang diterbitkan pemerintah selama tahun 2020 adalah Sukuk Tabungan seri ST007. ST007 yang merupakan green instrument ini telah ditawarkan selama bulan November dan berhasil mencatat rekor baru dengan total pembelian dan investor terbanyak sepanjang penerbitan Sukuk Tabungan, yaitu total pembelian sebanyak Rp 5,42 triliun dengan total investor
sebanyak 16.992 orang. 

Sementara itu, utang pemerintah dalam bentuk pinjaman tercatat sebesar Rp 825,59 triliun atau 16,1%. Pinjaman terdiri dari dalam negeri RP 11,55 triliun dan luar negeri Rp 814,05 triliun. Pinjaman luar negeri berasal dari bilateral Rp 311,31 triliun, multilateral Rp 460,32 triliun, serta bank komersil Rp 42,42 triliun.

Pemerintah melakukan serangkaian konversi pinjaman Bank Pembanguan Asia atau Asian Development Bank (ADB) dari mata uang dolar AS dengan tingkat bunga mengambang berbasis LIBOR menjadi mata uang euro dan yen Jepang dengan tingkat bunga tetap. Sejak September 2019 sampai dengan Oktober 2020, telah dilaksanakan lima kali konversi terhadap pinjaman-pinjaman program dan proyek dari ADB yang telah fully disbursed dengan total pinjaman yang dikonversi sebanyak 21 pinjaman senilai total US$ 6,2 miliar sehingga menghasilkan tingkat bunga tetap sebesar atau mendekati 0%.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...