Sri Mulyani Pangkas Anggaran PEN Rp 423 T, Bagaimana Efek ke Ekonomi?

Agustiyanti
18 Agustus 2021, 19:39
PEN, anggaran, anggaran pen, sri mulyani, rupiah, uang, pertumbuhan ekonomi
Donang Wahyu|KATADATA
Ilustrasi. Pemerintah mematok anggaran untuk pos kesehatan dalam program PEN Rp 115,9 triliun, turun dibandingkan alokasi tahun ini Rp 215 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani memangkas anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional atau PEN dalam RAPBN 2022  dari alokasi tahun ini Rp 744 triliun menjadi Rp 321,2 triliun. Sementara pertumbuhan ekonomi tahun depan hanya ditargetkan ada di kisaran 5% hingga 5,5%. 

Sri Mulyani menjelaskan, anggaran PEN 2022 tetap akan paling banyak mengalir pada klaster kesehatan dan perlindungan sosial. x dipangkas hampir separuh dibandingkan alokasi tahun ini Rp 214,95 triliun.

Anggaran PEN klaster kesehatan akan dipakai untuk berbagai kebutuhan, antara lain, implementasi 3T (tracing, testing dan treatment), perawatan pasien Covid-19 bekerjasama dengan BPJS kesehatan untuk skema cost sharing. Selanjutnya, anggaran juga masih akan dipakai untuk pembiayaan vaksinasi, pengadaan obat Covid-19, insentif tenaga kesehatan dan penangan kesehatan di daerah.

Sementara, anggaran PEN yang disediakan pemerintah untuk program perlinsos Rp 153,7 triliun, juga turun dari alokasi tahun ini Rp 186,64 triliun. Sri Mulyani mengatakan anggaran perlinsos, terutama diberikan untuk program reguler yakni program keluarga harapan (PKH), kartu sembako, dan kartu prakerja.

Meski kedua anggaran yang dianggap krusial dalam penanganan Covid-19 dan dampaknya ini dipangkas, menurut Sri Mulyani, pemerintah tetap bisa melakukan refocusing dan realokasi sehingga anggara PEN jika dibutuhkan. 

"Apabila kasus Covid-19 melonjak, kita bisa melakukan realokasi dari anggaran pemerintahan pusat non-PEN ke anggaran PEN. Namun, jika ekonominya membaik dan Covid-19 bisa terkendali maka tidak perlu melakukan refocusing," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers nota keuangan dan RAPBN 2022, Senin (16/8).

Anggaran PEN pada tahun ini awalnya hanya dipatok sekitar Rp 400 triliun, seperti terlihat dalam databoks di bawah ini. Namun, kasus Covid-19 yang terus melonjak membuat pemerintah mengerek terus anggaran kesehatan hingga mencapai Rp 744 triliun.

Sri Mulyani menjelaskan, pemerintah memiliki dana cadangan yang dapat digunakan untuk menambah bantuan sosial dalam bentuk bantuan sosial tunai, kartu sembako, maupun bantuan kuota internet jika dibutuhkan. Namun, ia tak menyebutkan besaranya. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...