Ekspor Kinclong, Neraca Perdagangan Februari Surplus US$ 3,8 M

Abdul Azis Said
15 Maret 2022, 12:17
neraca perdagangan, ekspor, impor, neraca dagang
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra.
Ilustrasi. Ekspor Indonesia pada Februari 2020 mencapai US$ 20,46 miliar, naik 6,73% dibandingkan bulan sebelumnya atau melonjak 34,14% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan pada Februari surplus US$ 3,83 miliar, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya US$ 930 juta maupun periode yang sama tahun lalu US$ 2,1 miliar. Kenaikan surplus didorong oleh kenaikan ekspor di tengah penurunan impor. 

"Tren surplus ini sudah terjadi dalam 22 bulan terakhir secara beruntun. Harapan kita semua agar tren surplus dapat terus terjaga dan mendorong pemulihan ekonomi," ujar Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers, Selasa (15/3). 

Advertisement

Ia menjelaskan, surplus terutama berasal dari komoditas nonmigas seperti bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan nabati, serta besi dan baja. Sementara berdasarkan negara penyumbangnya, Amerika Serikat masih memberikan sumbangan terbesar mencapai US$ 1,87 miliar, disusul India US$850,8 juta dan Filipina US$ 725,9 juta.

 "Sementara defisit perdagangan terbesar kita dengan Cina mencapai US$ 909,4 juta, komoditasnya terutama mesin dan peralatan mekanis. Kita juga defisit dengan Thailand US$ 593,8 juta dan Australia US$ 403,6 juta," katanya. 

Ia menjelaskan, ekspor pada Februari 2020 naik 6,73% dibandingkan bulan sebelumnya atau melonjak 34,14% dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi US$ 20,46 miliar. Sementara itu, impor turun 8,64% secara bulanan tetapi naik 25,43% secara tahunan menjadi US$ 16,63 miliar. 

"Selama Januari-Februari terlihat bahwa secara total maupun hanya nonmigas, kondisi ekspor Indonesia tahun ini lebih baik dibandingkan tahun lalu," ujarnya.  

Ia menjelaskan, kenaikan ekspor nonmigas pada bulan lalu terutama didorong oleh ekspor pertambangan dan lainnya yang melonjak 65,82% dibandingkan bulan sebelumnya atau 84.61% dibandingkan Februari 2021 US$ 65,82 miliar.

"Ekspor sektor pertambangan ini terutama didorong oleh ekspor batu bara yang naik 75,4% secara tahunan dan biji tembaga naik 319,95%," katanya. 

Sementara ekspor industri pengolahan dan pertanian, kehutanan, dan perikanan mencatatkan penurunan secara bulanan masing-masing -1,23% dan -10,16%. Namun, ekspor industri pengolahan masih naik 10,36% secara tahunan menjadi US$ 0,34 miliar, sedangkan industri pertanian, kehutanan, dan perikanan naik 27,95% menjadi US$ 15,53 miliar.

Kinerja sektor pertambangan dan migas yang tumbuh tinggi terutama didorong oleh kenaikan harga komoditas. Harga minyak Indonesia (ICP) naik dari US$ 85,89 per barel menjadi US$ 95,72 per barel pada Februari. Kenaikan juga terjadi pada beberapa harga komoditas nonmigas secara bulanan.  Harga batu bara naik 16,5%, minyak kelapa sawit 13,2%, minyak kernel 11,24%.

Halaman:
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement