BI Sebut Puncak Inflasi Imbas Harga BBM Terjadi di Akhir Tahun
Bank Indonesia memperkirakan dampak dari kenaikan harga BBM akan langsung terasa bulan ini dan mencapai puncaknya pada akhir tahun. Namun, BI memperkirakan inflasi mulai melandai memasuki awal tahun dan diharap kembali ke sasaran target di bawah 4% pada paruh kedua 2023.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut dampak langsung kenaikan harga BBM akan mendorong inflasi bulan ini mencapai 5,89% secara tahunan. Prakiraan ini lebih tinggi dari realisasi bulan lalu sebesar 4,69%. Inflasi bulan ini juga akan mendapat tambahan dari kenaikan tarif ojek online.
"Beberapa bulan kedepan dampak tidak langsungnya akan terasa dan tentu saja mulai puncaknya di akhir tahun. Inflasi di akhir tahun akan sedikit lebih tinggi dari 6% dan akan melanda setelah itu," kata Perry dalam konferensi pers secara daring, Kamis (22/9)
Perry menyebut, kenaikan harga BBM secara khusus akan memberi tambahan inflasi 1,8%-1,9% pada tahun ini. Kenaikan harga BBM ini akan memberikan tambahan inflasi secara langsung maupun secara tidak langsung karena mengerek harga barang lain atau yang biasa disebut dampak putaran kedua alias second round effect.
"Dampak second-round-nya tentu saja akan terlihat bukan hanya bulan ini, tapi juga kemungkinan terlihat tiga bulan ke depan," kata Perry.
Perry memperkirakan inflasi pada tahun depan tidak akan setinggi bulan-bulan terakhir tahun ini. Ia berharap inflasi kembali ke sasaran target di rentang 2%-4% pada paruh kedua 2023.
Menurut Perry, upaya pengendalian inflasi dilakukan lewat koordinasi yang intensif antara pemerintah dengan bank sentral. Kerja sama fiskal dan moneter terutama untuk menjaga inflasi dari sisi pasokan dan permintaan
Adapun langkah untuk mengendalikan inflasi dari sisi permintaan dilakukan BI dengan menaikkan suku bunga 50 bps pada hari ini. Dengan demikian, BI 7 Days Reverse Repo Rate naik menjadi 4,25%. Kenaikan bulan ini dua kali lipay dibandingkan kenaikan 25 bps bulan lalu.
"Dengan pertimbangan-pertimbangan itu kenpa BI ini secara front laoding, preemptive dan forward looking menurunkan ekspektasi inflasi dan memastikan inflasi inti akan kembali ke sasarannya di bawah 4% mulai kuartal ketiga 2023,” kata Perry.
Kementerian Keuangan sebelumnya juga memperkirakan lonjakan inflasi terjadi pada bulan ini karena kenaikan harga BBM. Inflasi September melonjak menjadi 1,38% secara bulanan dari perkiraan deflasi 0,12% jika tak ada kenaikan harga BBM.
Suahasil juga memperkirakan inflasi pada akhir tahun akan mencapai 6,3%-6,7%. Perkiraan ini lebih tinggi dibandingkan perhitungan inflasi jika tidak ada kenaikan harga BBM sebesar 3,5%-4,5% pada akhir tahun ini.