Vaksinasi Covid-19 Menanti Lampu Hijau dari BPOM

Rizky Alika
8 Desember 2020, 06:00
bpom, vaksin corona, covid-19
ANTARA FOTO/HO/Setpres-Muchlis Jr/wpa/hp.
Petugas memindahkan vaksin COVID-19 setibanya di Kantor Pusat Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Senin (7/12/2020). Vaksin COVID-19 produksi perusahaan farmasi Sinovac, China tersebut disimpan dalam ruangan pendingin dengan suhu 2-8 derajat celcius, selanjutnya akan dilakukan pengambilan sampel untuk pengujian mutu oleh tim dari BPOM dan Bio Farma.

Indonesia telah menerima impor 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 buatan Sinovac pada Minggu (7/12) malam. Hal ini seiring rencana pemerintah untuk segera melakukan vaksinasi demi mencegah penularan corona.

Kedatangan vaksin bikinan Tiongkok ini bahkan disambut baik oleh Presiden Joko Widodo. Meski demikian, Presiden mengatakan vaksinasi masih menunggu proses yang dilakukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan.

“Kami bersyukur vaksin tersedia artinya bisa mencegah Covid-19. Tapi untuk memulai vaksinasi perlu tahapan yang dilakukan BPOM,” kata Jokowi saat memberikan pernyataan dalam Youtube Sekretariat Presiden, Minggu (6/12).

Saat ini perizinan darurat alias emergency use authorization (EUA) vaksin masih diproses oleh BPOM. Sedangkan status vaksin Sinovac sebenarnya masih memasuki tahap uji coba fase III atau tahap akhir.

Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menilai, prosedur tersebut dapat membuat posisi BPOM sulit. Sebab, lembaga tersebut mau tidak mau perlu memberikan izin EUA lantaran vaksin telah tiba di Indonesia.

"Ini agak tricky ya karena BPOM jadi ada tekanan secara tidak langsung," kata Dicky saat dihubungi Katadata.co.id, Senin (7/12).

Ia pun mengatakan EUA dapat diberikan bila vaksin terbukti aman dan efektif, meski uji klinis fase III belum rampung. Namun, vaksin Sinovac dinilai belum terbukti aspek keamanan dan efektivitasnya.

BPOM sendiri belum memastikan kapan izin darurat akan diberikan. Namun Kepala BPOM Penny K Lukito mengatakan lampu hijau akan diberikan tergantung aspek khasiat dan efektivitasnya antivirus Sinovac.

"Untuk mendapatkan EUA, efficacy (kemanjuran) hanya cukup 50%, kalau vaksin umumnya 70%," katanya dalam siaran dari Youtube Sekretariat presiden, Senin (7/12).

Penny mengatakan BPOM telah mengikuti standar ketat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Food and Drug Administration (FDA) dari Amerika Serikat.  Dia menjelaskan, EUA dapat diberikan dalam rentang waktu tertentu, seperti tiga bulan atau enam bulan.

"Dihitungnya setelah subjek itu disuntik yang kedua, kemudian kembali ke masyarakat," ujar dia.

BPOM juga telah menyelesaikan inspeksi bersama tim dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk mengaudit kehalalan vaksin. Inspeksi ini juga dilakukan bersama dengan PT Bio Farma dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) saat mengunjungi Tiongkok.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...