Pertumbuhan Ekonomi RI Bisa Capai 5% Kuartal IV 2021 Meski Ada Omicron

Abdul Azis Said
7 Februari 2022, 08:25
pertumbuhan ekonomi, omicron, makro
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/hp.
Suasana deretan gedung bertingkat dan rumah permukiman warga di kawasan Jakarta, Selasa (21/12/2021). Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan laju pertumbuhan ekonomi Kuartal IV 2021 diperkirakan berada di level 5%

Pertumbuhan ekonomi Indonesia diramal semakin kuat di kuartal terakhir tahun lalu sekalipun dihadapkan pada kemunculan varian baru Covid-19 Omicron pada pertengahan Desember lalu. Beberapa perkiraan ekonom memperkirakan pertumbuhan bisa di atas 5% terutama karena membaiknya konsumsi masyarakat.

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rahman memperkirakan pertumbuhan ekonomi periode Oktober-Desember bisa mencapai 5,06% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Menurutnya, sumber pertumbuhan di akhir tahun mulai bergeser dari faktor eksternal ke dalam negeri.

Konsumsi rumah tangga yang selama ini berkontribusi besar dalam perekonomian RI diramal bisa tumbuh 4,5%-5% secara tahunan, lebih tinggi dibandingkan 1,03% pada kuartal sebelumnya. 

"Perkiraan ini didukung oleh mobilitas publik kembali ke tingkat sebelum pandemi pada Desember 2021, kepercayaan konsumen yang berubah menjadi optimis, dan penjualan ritel yang membaik," kata Faisal dalam analisis tertulisnya dikutip Senin (7/2).

Pertumbuhan belanja pemerintah juga diperkirakan akan solid, tumbuh sekitar 3-4% dibandingkan 0,6% pada kuartal sebelumnya. Kinerja ini sejalan dengan belanja pemerintah untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi diperkirakan meningkat sekitar 5%, di atas kinerja kuartal sebelumnya di 3,74%. Ini tercermin dari konsumsi semenda impor barang modal yang positif.

Namun, net ekspor diperkirakan akan tumbuh melambat. Padahal pada kuartal sebelumnya komponen pengeluaran ini menjadi penyumbang utama yang mempertahankan ekonomi masih bisa tumbuh di atas 3%.

"Pertumbuhan volume ekspor melambat di tengah perlambatan ekonomi Cina sementara pertumbuhan volume impor cenderung meningkat seiring dengan permintaan domestik yang terus pulih," kata Faisal.

Senada dengan Faisal, Ekonom Bank Permata Josua Pardede juga memperkirakan konsumsi rumah tangga akan menjadi lokomotif utama pertumbuhan yang kuat di akhir tahun. Kendati demikian, perkiraannya lebih rendah dimana perekonomian kuartal IV diperkirakan hanya tumbuh 4,98%.

Ia mengatakan, sejumlah indikator konsumsi menunjukkan perbaikan sepanjang kuartal keempat. "Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) naik ke level 118,34 pada akhir tahun. Bahkan nilai IKK pada bulan November dan Desember mulai mendekati level sebelum pandemi," kata Josua kepada Katadata.co.id

Pertumbuhan tahunan penjualan ritel tercatat 8,87%, lebih tinggi dibandingkan dengan akhir kuartal sebelumnya yang mencatatkan kontraksi sebesar 2,24%yoy. Sementara itu, dari sisi penjualan mobil, pada kuartal IV-2021, secara kumulatif tercatat sekitar 259 ribu unit, tertinggi sejak kuartal IV 2019.

Penjualan sepeda motor masih cukup kuat. Total penjualan sepeda motor tercatat di kisaran 1,30 juta unit, meski turun tetapi tidak jauh berbeda dengan penjualan di kuartal sebelumnya sebesar 1,31 juta. 

Sementara itu, ekonom LPEM FEB Universitas Indonesia Teuku Riefky memperkirakan pertumbuhan ekonomi domestik di kuartal terakhir 2021 bisa mencapai  5,1%. Dengan pertumbuhan yang kuat tersebut, pertumbuhan keseluruhan tahun diperkirakan 3,7%.

"Walaupun kondisi belakangan ini terlihat adanya varian Omicron, tapi kami mengestimasikan bahwa doi kuartal keempat ini dampak Omicron belum begitu signifikan sehingga kita bisa mencatatkan pertumbuhan hingga 5,1%," kata dia dalam diskusi dengan media, Jumat (5/2).

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...