Ditopang Kenaikan Volume dan Harga, Penjualan Sido Muncul Tumbuh 11%

Katadata
Berbagai jenis jamu produksi PT Sido Muncul.
Editor: Ekarina
21/8/2019, 17.55 WIB

PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mencatat kenaikan penjualan sebesar 11% pada semester I 2019 sebesar Rp 1,41 triliun. Kenaikan penjualan tersebut, ditopang oleh peningkatan volume dan harga jual segmen farmasi, makanan dan minuman sehat, herbal dan suplemen.

Presiden Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat mengatakan, penjualan segmen farmasi atau obat-obatan yang diproduksi anak usaha perseroan, PT Berlico Mulia Farma mencatat pertumbuhan 22%. Sementara produk makanan dan minuman sehat seperti Kuku Bima Ener-G, susu jahe, jahe wangi naik 8% serta produk herbal dan suplemen seperti produk tolak angin dan jamu tumbuh 11%.

"Selain dari segi volume, harga juga naik di kuartal II," ujar Irwan, saat public expose di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (21/8).

Lebih lanjut, Irwan juga menjelaskan ekspor perusahaan juga mengalami peningkatan 6% di semester I 2019. 

(Baca: Menperin: Industri Farmasi Nasional Tumbuh 4,46% Tahun Lalu)

Saat ini, Sido Muncul telah mengekspor produknya ke 16 negara. Perseroan akan berfokus pada pasar di Filipina, Nigeria, dan Malaysia karena produk mereka seperti tolak angin dan Kuku Bima banyak diminati di sana.

"Pasar ekspor Filipina bagus, dari segi bahasa dekat. Nigeria juga besar karena ada beberapa penjual lokal yang impor banyak," ujar Irwan.

Meningkatnya penjualan akhirnya mengerek perolehan laba bersih perusahaan sebesar 28.2% atau menjadi Rp 374,12 miliar dari periode yang sama pada tahun lalu.

(Baca: Phapros Bidik Ekspansi Pabrik Farmasi ke Myanmar, Kamboja dan Nigeria)

Untuk meningkatkan kinerja perseroan, Sido Muncul akan kembali memproduksi varian suplemen makanan pada November. Karena itu, perseroan akan menyiapkan investasi Rp 14 miliar untuk membeli mesin. "Kami sudah beli mesin-mesinnya, itu seperti mesin soft capsul, izinnya juga sudah keluar," ujarnya.

Tahun ini, secara keseluruhan perusahaan menganggarkan belanja modal  sebesar Rp 150 miliar.

Reporter: Fariha Sulmaihati